Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hasil Komputer Itu Meragukan

Terjadi pertentangan hasil pemeriksaan mata dengan komputer. Perusahaan optik agar memeriksakan kembali hasil pemeriksaan mereka pada dokter mata. Penentuan dioptri kacamata wewenang dokter mata.

12 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALAT-ALAT kedokteran yang mahal tidak saja membuat biaya pemeriksaan kesehatan jadi melangit. Di tangan seorang yang kurang trampil dan hanya memasang peralatan modern itu sebagai pemancing pasien -- alat-alat tadi bisa pula mendatangkan malapetaka. Komputer pemeriksaan mata yang akhir-akhir ini jadi mode beberapa perusahaan optik di Jakarta misalnya, nyatanya telah membuat bahan pertentangan antara hasil pemeriksaan dokter ahli mata dengan yang direkam komputer. Para pasien yang telah mengantongi resep kembali lagi kepada dokternya, dan mengeluh: "Mengapa pemeriksaan komputer berbeda dengan pemeriksaan dokter?". Perbedaan itu meliputi hampir semua bagian pemeriksaan. Entah bagaimana nasib si pasien andainya dia percaya begitu saja kepada alat yang berharga Rp 20 juta itu. Agaknya masih harus dipersoalkan apakah hasil pemeriksaan seorang dokter-mata masih boleh didebat oleh sebuah perusahaan optik dengan mengujinya kembali dengan peralatan yang dimilikinya. Komputer itu sendiri sebenarnya tidak salah. Sebagaimana dikatakan oleh Prof. Isaac Salim, Kepala Bagian Mata RS Cipto Mangunkusumo "Mungkin cara penggunaan komputer yang belum sesuai dengan cara-cara yang semestinya". Maksudnya programmer komputer sendiri mungkin belum begitu mahir. Lagi pula, kestabilan tenaga listrik dan temperatur akan berpengaruh. Anggapan ini benar saja. Sebab "sebagian dari programmer adalah keluarga kami sendiri", seorang petugas optik Zeis mengaku. Dia juga menerangkan bahwa sebagian besar dari pegawai yang menangani komputer tersebut belumlah ahli benar. Malahan katanya peralatan itu masih dalam rangka pengamatan, dengan hasil yang sudah nyata-nyata masuk, yaitu berupa bertambah banyaknya langganan yang datang. Karena pemeriksaan memang diberikan secara gratis. Perdomi Untuk melindungi masyarakat, pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mengeluarkan perintah kepada berbagai perusahaan optik untuk memeriksakan kembali hasil pemeriksaan mereka kepada dokter-mata. Isaac Salim sangat mendukung instruksi tersebut. Sementara Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdomi) menyarankan agar setiap hasil dioptri (pembiasan sinar) oleh komputer dinilai kembali oleh dokter-mata. Setidak-tidaknya untuk mengetahui kelainan pada mata penderita sebelum resep diberikan. Menurut para dokter yang berkerumun dalam organisasl tersebut: "Berapa besar dioptri kacamata seara subyektif hanya dapat dilakukan oleh seorang dokter mata". Malahan Perdomi menganjurkan agar perusahaan optik hanya berfungsi dalam batas sebagai pembuat dan penggosok lensa lalu menyetelnya ke gagang ditambah servis kacamata. Jadi tidak boleh memeriksa apalagi sampai memberikan kacamata tanpa resep dokter. Untuk melenyapkan keluh-kesah mengenai komputer ini dalam bulan Pebruari ini hasil-hasil dari alat ini akan diuji di RS Cipto Mangunkusumo, sementara seorang ahli komputer akan didatangkan dari luar negeri untuk meningkatkan ketrampilan para programmer yang bekerja di perusahaan-perusahaan optik di sini. Jika semua itu sudah selesai dikerjakan ada satu lagi yang tampak mengganjel mata orang. Seperti dikatakan Isaac Salim, iklan-iklan atau poster tentang komputer janganlah terlalu berlebih-lebihan. "Janganlah dikesankan seolah-olah hasil kerja komputer merupakan hasil yang paling tepat", kata profesor itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus