Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kolera di ntb

Dalam waktu 2 bulan 139 orang meninggal akibat penyakit muntaber/kolera. persediaan obat-obatan di puskesmas mencukupi, tapi petugas kurang gesit.

12 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Nusa Tenggara Barat, sampai akhir Januari yang lalu tercatat 139 orang meninggal akibat serangan penyakit dengan gejala muntah berak. Diduga kolera. Korban sebanyak itu terjadi dalam jangka waktu 2 bulan. Kematian terbesar terdapat di Kabupaten Lombok Tengah, yaitu 61 orang dari 1.35 penderih. Lombok Barat masih mendingan, cuma 6 orang dari 368 penderita. Hanya Kabupaten Dompu di pulau Sumbawa yang belum dijangkiti. Tetapi Kabupaten Bima tetap yang terparah. 13 orang meninggal dari 55 orang yang terserang muntah-muntah dan terus-terusan buang hajat besar. Penderita umumnya adalah penduduk yang berdiam di desa-desa terpencil, jauh dari Balai Pengobatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Umumnya mereka minta pertolongan dukun. Atau kalaupun minta bantuan Puskesmas, yang jauhnya berkilo-kilometer, mereka sudah dalam keadaan parah dan menyedihkan. Persediaan obat-obatan di Puskesmas sebenarnya mencukupi. Tapi obat itu menjadi percuma karena hanya menunggu di tempat penyimpanan. "Petugas-petugas pengamatan di Puskesmas kurang gesit mengamati gejala penyakit", ujar kepala Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular daerah NTB, dr Jurnalis Jalins. Mereka baru bergerak setelah penyakit sudah merayap ke mana-mana. Dan daerah operasi mereka pun tidak sampai ke pelosok. Serangan penyakit ini dihubung-hubungkan pejabat setempat dengan kurang bersihnya lingkungan hidup penduduk. Mungkin kurang rajin juga kewajiban pejabat kesehatan sendiri untuk memberi penyuluhan bagaimana hidup sehat. Bantuan materiil kelihatan cukup besar, tapi dana itu nampaknya jadi sia-sia belaka. Cobalah, sudah 4.000 buah pompa yang diberikan untuk NTB. Jangankan penyakit yang diantarkan oleh air kotor tersebut bisa diperkecil. Pompa-pompa air itu pun banyak yang tidak dipergunakan sebagaimana layaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus