Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hati-hati Berenang di Perairan Alam, Amuba Pemakan Otak Mengintai

CDC mengingatkan orang untuk waspada kala berenang di perairan alam karena kasus infeksi amuba pemakan otak bertambah lagi.

14 Agustus 2023 | 16.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi berenang di alam bebas. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berenang di danau atau sungai kala cuaca panas memang menyegarkan. Tapi hati-hati serangan Naegleria fowleri, jenis bakteri yang dikenal sebagai amuba pemakan otak. Di Amerika Serikat, sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas sepanjang 2023 karena infeksi bakteri ini, yang masuk lewat hidung saat mereka berenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Naegleria fowleri bisa menyebabkan primary amebic meningoencephalitis (PAM) yang mematikan karena merusak jaringan otak, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Di negara itu, 157 orang dilaporkan telah terinfeksi antara 1962-2022 dan hanya empat orang yang selamat. Artinya, angka kematian lebih dari 97 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada akhir Juli 2023, remaja 17 tahun asal negara bagian Georgia, Morgan Ebenroth, meninggal dunia setelah terinfeksi bakteri tersebut usai berenang di sebuah danau bersama teman-temannya. Masih di bulan yang sama, Divisi Kesehatan Umum dan Perilaku (DPBH) negara bagian Nevada melaporkan balita berusia 2 tahun juga bernasib sama setelah berendam di kolam air panas alam. 

Cuaca panas lebih berisiko
Sebelumnya pada Februari 2023, seorang pria asal Florida wafat setelah mencuci muka dan membersihkan hidung dengan air keran yang ternyata mengandung Naegleria fowleri. Tammy Lundstrom, kepala bagian medis dan penyakit menular di Trinity Health di Michigan menyebut risiko dan pencegahan terhadap bakteri mematikan tersebut. 

"Risiko terserang amuba pemakan otak ini kecil. Kurang dari 10 orang di AS mengalaminya setiap tahun, namun sayangnya kasus yang terjadi selalu fatal. Hanya sedikit yang selamat dari kasus tersebut," ujar Lundstrom kepada Fox News Digital.

Sebagian besar dari 157 kasus terjadi di wilayah selatan AS yang bercuaca lebih hangat, separuhnya di negara bagian Texas dan Florida. Hanya sedikit kasus yang dilaporkan dari wilayah utara yang lebih dingin. Amuba tersebut hanya hidup di air tawar sehingga berenang di laut tak akan berisiko. Beberapa pakar berpendapat perubahan iklim mungkin membuat infeksi Naegleria fowleri lebih umum.

"Karena temperatur naik, suhu air danau dan kolam juga naik dan permukaan air jadi lebih dangkal. Kondisi ini menjadi lingkungan yang lebih disukai amuba," jelas CDC.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus