Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Olahraga Ringan Baik bagi Perempuan
Janganlah malas berolahraga, terutama kaum hawa. Karena gerak badan ringan secara teratur seperti berjalan kaki dan melenturkan badan bisa melenyapkan pegal-pegal dan rasa nyeri di beberapa bagian tubuh (fibromyalgia). ”Olahraga bahkan menjadi bagian dari pengobatan fibromyalgia,” kata Daniel S. Rook, peneliti sekaligus asisten professor di Harvard Medical School.
Fibromyalgia menimbulkan rasa sakit intens yang bisa berakibat kelelahan, insomnia, dan gejala lain. Perempuan tujuh kali lebih banyak menderita gejala ini ketimbang laki-laki.
Penelitian dilakukan selama 2002–2004 terhadap 135 perempuan dengan gejala fibromyalgia. Mereka dipecah menjadi empat kelompok, tiga grup di antaranya diminta melakukan olahraga ringan secara rutin. ”Olahraga justru menghilangkan pegal-pegal dan nyeri otot. Padahal, selama ini penderita fibromyalgia mengira olahraga justru memperparah sakit mereka,” kata Rook, seperti dikutip situs HealthDay, Senin pekan silam.
Otak Anak Hiperaktif Lamban Berkembang
Orang tua yang memiliki anak hiperaktif dan susah berkonsentrasi perlu lebih teliti mengawasi perkembangan buah hatinya. Penelitian terbaru menyebutkan, perkembangan otak anak-anak yang tidak fokus dengan tingkah laku hiperaktif atau ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) lebih lambat tiga tahun ketimbang anak normal. Ini adalah penelitian kuantitatif pertama tentang perbedaan perkembangan otak anak-anak ADHD dengan yang tidak.
Menurut pemimpin penelitian Dr. Phillip Shaw, kelainan seperti ini dapat didiagnosis ketika subyek masih kanak-kanak, tapi tidak bisa dilakukan setelah mereka remaja dan dewasa. ”Otak anak dengan ADHD tetap bisa matang, tapi terlambat,” kata Dr. Phillip Shaw yang juga psikiater anak di National Institute of Mental Health, Amerika Serikat, seperti dikutip ABC News, Senin pekan lalu.
Penelitian dilakukan terhadap 446 anak. Dengan alat pencitraan otak (MRI), sekitar 40 ribu lokasi di otak diamati ketebalannya—kematangan otak ditandai dengan ketebalannya. Para peneliti menemukan, pada lokasi-lokasi tertentu, terutama di bagian depan, anak dengan ADHD baru matang di usia 10,5 tahun, tiga tahun lebih lamban ketimbang anak tanpa ADHD. ”Penelitian ini masih awal. Kita belum tahu bagaimana perkembangan otak anak dengan ADHD selanjutnya,” kata Shaw, seperti ditulis di jurnal Proceedings of the National Academy of Science.
Bayi Prematur Lebih Mudah Meninggal
Orang tua yang sedang menanti kelahiran sang jabang bayi sebaiknya menyimak tulisan ini. Menurut penelitian terbaru US Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, bayi yang lahir beberapa minggu lebih awal (minggu ke-34–36) dari jadwal yang seharusnya (minggu ke-37) berisiko lebih besar meninggal pada minggu pertama hidup mereka. ”Semula bayi-bayi yang lahir lebih awal diperkirakan lebih berisiko meninggal pada tahun pertama hidup mereka,” kata peneliti Dr Kay M. Tomashek seperti dikutip situs HealthDay, Selasa pekan lalu.
Di Amerika Serikat, bayi yang lahir beberapa minggu lebih awal (preterm) mencapai 71 persen dari 500 ribu bayi yang lahir prematur setiap tahun. Sebelumnya, dunia kedokteran telah mengetahui bahwa bayi-bayi preterm punya beragam persoalan seperti kesulitan pernapasan, kesulitan menerima asupan makanan, dan ketidakstabilan temperatur. ”Kini diketahui risiko kematian bayi-bayi itu lebih besar,” kata Dr. Jennifer L. Howse dari March of Dimes Foundation, yayasan yang bergerak di bidang kesehatan anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo