Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam label baju sekarang sering terlihat tulisan “rayon” atau “viscose”, yang populer di beberapa tahun terakhir karena dikenal sebagai bahan yang lebih ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kebanyakan orang mengetahui kaitan antara hutan dan kertas, tapi mereka tidak tahu kaitan antara ekosistem hutan dan pakaian yang mereka miliki di lemari," ujar Nicole Rycroft, Pendiri dan Direktur Eksekutif Canopy, organisasi yang berpusat di Vancouver, Kanada, yang melindungi hutan tua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bahan dengan serat selulosa buatan manusia dengan corak yang indah dan nuansa lembut dan halus ini dibilang ramah lingkungan karena terbuat dari tanaman, bukan plastik seperti poliester atau nilon. Bahan tersebut sering dibuat dari pohon-pohon tua yang diambil dari hutan yang sudah terancam punah.
“Banyak desainer yang terkejut mengenai hal ini. Beberapa dari mereka bahkan tidak sadar bahwa bahan rayon sebenarnya berasal dari hutan,” kata Rycroft, seperti dilansir fastcompany.com.
“Proses pembuatan viscose juga sangat tidak efisien. Anda kehilangan sekitar 60 persen pohon melalui kerusakan kimiawi tersebut,” lanjut Rycroft.
Hutan di Indonesia, bersama hutan di Kanada dan Amazon, menjadi sumber terbesar untuk jenis bahan ini dan dapat membahayakan juga untuk binatang yang mengandalkan pohon tersebut.
Salah satu pabrik yang sangat kontroversial terletak di Sumatera Utara, di tengah hutan yang merupakan rumah bagi beruang dan harimau, ditambah dengan komunitas petani asli. Pabrik ini menebang hutan yang bernilai ekologis dan mengubahnya menjadi perkebunan kayu putih, sampai akhirnya organisasi Canopy berhasil menghentikannya.
Pabrik tersebut, bersama pemerintah, telah menyetujui untuk menyerahkan 12.800 hektar hutan kembali kepada masyarakat setempat. Pabrik itu akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menemukan lahan yang tidak memiliki hutan tua atau dihuni oleh masyarakat asli.
Perusahaan mode tidak terpengaruh karena kebanyakan konsumen tidak tahu bahwa kain bisa dibuat dari pohon. Namun, nama terkenal seperti Nautica, the North Face, Timberland, Van, Banana Republic, dan Old Navy telah berkomitmen untuk memastikan bahwa mereka 100 persen tidak akan menggunakan bahan dari pohon tua pada tahun 2020.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA