Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang memotong atau mengikat saluran sperma sehingga air mani saat ejakulasi tidak mengandung sperma. Dengan melakukan vasektomi, orang tidak perlu mengambil langkah-langkah pengendalian kelahiran sebelum berhubungan seks, misalnya memakai kondom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana setelah menjalani vasektomi laki-laki ingin membuka lagi saluran sperma yang dipotong atau diikat? Proses itu disebut rekanalisasi dan bisa dilakukan, bahkan berkali-kali. Urolog Andika Afriansyah mengatakan sebetulnya tidak ada batasan untuk rekanalisasi ulang setelah vasektomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun, tingkat keberhasilan akan terus menurun untuk pengulangan rekanalisasi yang telah terjadi dan ada kemungkinan gagal jika dilakukan terus menerus," kata Andika.
Potensi kerusakan
Ia menjelaskan setelah operasi ada kemungkinan terjadi kerusakan bila rekanalisasi dilakukan berulang kali. Kerusakan tersebut bisa meliputi timbulnya bekas parut pada skrotum sehingga operasi rekanalisasi berikutnya jadi semakin sulit. Selain itu, rekanalisasi berulang kali juga meningkatkan risiko pascaoperasi yang dapat terjadi.
"Lamanya waktu setelah dilakukan vasektomi untuk rekanalisasi ulang juga mempengaruhi tingkat keberhasilan kesuburan laki-laki," jelas Andika.
Jika rekanalisasi dilakukan setelah operasi vasektomi sudah lama berlalu maka tingkat keberhasilan akan semakin kecil. Pria yang bisa menjalani vasektomi setidaknya harus berusia lebih dari 25 tahun, kondisi yang dianggap optimal. Namun, tidak ada angka usia maksimal untuk prosedur vasektomi.
Vasektomi sebaiknya tidak dilakukan oleh yang belum memiliki keturunan, di bawah 30 tahun, memiliki penyakit berat, tidak memiliki pasangan, dan punya keluhan nyeri pada skrotum.