Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi orangtua, kejang demam atau yang juga dikenal dengan nama step pada anak menjadi momok tersendiri. Fenomena ini ditandai dengan mata mendelik, kaku-kelojotan, dan lidah tergigit. Lantas, bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan jika anak mengalami kejang demam (step)?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari repository.poltekkes-denpasar.ac.id, kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada tubuh yang mengalami kenaikan suhu 38 derajat celcius atau lebih karena proses di luar otak (ekstranium). Biasanya, kejang demam (step) terjadi pada anak-anak berusia 3-5 tahun. Namun, jika anak usia kurang dari 4 minggu mengalami kejang tanpa demam tidak termasuk fenomena step.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar kejang demam diawali dengan demam terlebih dahulu, baru disusul kejang. Saat kejang demam berlangsung ditandai dengan beberapa gejala yang dialami oleh anak, seperti terlihat aneh, hilang kesadaran, kelojotan (tersentak-sentak), tangan dan kaki kaku serta mata berputar-putar sehingga hanya terlihat bagian putih matanya saja. Dalam beberapa waktu, kulit anak juga akan terlihat menghitam dan napas sedikit terganggu.
Akan tetapi, gejala-gejala tersebut berlangsung sebentar. Anak akan segera normal kembali dalam beberapa waktu kemudian. Kejang terjadi pada saat anak masih demam dan setelahnya anak akan sadar kembali.
Dilansir dari idai.or.id, bila anak mengalami kejang demam, orangtua dihimbau untuk tetap tenang sembari melakukan pertolongan pertama sebagai berikut:
1. Meletakkan anak di tempat aman dan jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan benda yang mudah pecah.
2. Posisikan anak dalam kondisi miring. Hal ini membuat makanan, minuman, dan muntahan lainnya akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.
3. Tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak saat sedang kejang. Memberi minum atau memasukkan benda lainnya karena bisa menyebabkan luka dan meningkatkan risiko sumbatan jalan napas.
4. Biarkan anak kejang sampai berhenti dengan sendirinya. Jangan memaksakan untuk menghentukan kejang karena bisa menyebabkan patah tulang.
5. Amati anak ketika sedang kejang. Hal ini merupakan informasi berharga untuk membantu dokter. Segera bawa anak ke dokter setelah kejang berhenti.
6. Apabila sebelumnya anak sudah pernah kejang demam, dokter mungkin mungkin akan membekali orangtua dengan obat kejang demam yang dapat diberikan melalui dubur. Obat dapat diberikan setelah melakukan langkah-langkah pertolongan pertama tersebut.
NAOMY A. NUGRAHENI