Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Inilah Daftar Orang yang Tidak Boleh Mengonsumsi Madu

Meskipun memiliki reputasi sebagai superfood, tidak semua orang boleh mengonsumsi madu. Siapa saja mereka?

10 Juni 2024 | 15.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Madu dikenal sebagai pemanis alami yang memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, di balik manfaat tersebut, ada beberapa risiko yang harus diperhatikan saat mengonsumsi madu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun memiliki reputasi sebagai superfood, tidak semua orang cocok mengonsumsinya. Sebagian orang bahkan berisiko mengalami efek samping yang serius akibat mengonsumsi madu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, siapa saja yang tidak boleh mengonsumsi madu?

1. Bayi di bawah satu tahun

Bayi di bawah usia satu tahun wajib diawasi ketika mengonsumsi madu, karena risiko botulisme. Bakteri dari spora Clostridium botulinum dapat tumbuh di usus bayi dan menghasilkan racun yang berbahaya.

Madu dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut botulisme pada bayi di bawah satu tahun. Botulisme disebabkan oleh paparan spora Clostridium botulinum yang dapat tumbuh dan berkembang biak di usus bayi, menghasilkan racun berbahaya. Karena itu, sangat penting untuk menghindari memberikan madu, bahkan dalam jumlah kecil, kepada bayi di bawah usia satu tahun.

2. Orang dengan alergi serbuk sari

Beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas atau alergi terhadap komponen tertentu dalam madu, terutama serbuk sari lebah. Orang yang diketahui memiliki alergi terhadap serbuk sari lebah harus menghindari madu karena risiko reaksi alergi yang serius.

Meski jarang, alergi serbuk sari lebah bisa menyebabkan reaksi serius dan terkadang fatal, seperti mengi, pusing, mual, muntah, kelemahan, keringat berlebihan, pingsan, dan aritmia jantung.

3. Penderita diabetes

Madu dapat mempengaruhi kadar gula darah, penderita diabetes harus berhati-hati dalam mengonsumsinya dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memasukkan madu dalam diet mereka.

Madu tetap merupakan bentuk gula dan konsumsinya harus dilakukan secara moderat. Madu mengandung kalori tinggi, sekitar 64 kalori per sendok makan (21 gram). Mengonsumsi beberapa sendok makan madu setiap hari dapat menyebabkan penumpukan kalori yang dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan.

Pola makan tinggi gula juga terkait dengan obesitas, peradangan, resistensi insulin, masalah hati, dan penyakit jantung. Konsumsi gula berlebihan juga dikaitkan dengan risiko depresi, demensia, dan beberapa jenis kanker.

4. Orang yang mengontrol berat badan

Mereka yang mencoba mengontrol atau menurunkan berat badan harus membatasi konsumsi madu karena kandungan kalori dan gula yang tinggi yang dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan.

Meskipun madu memiliki banyak manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan memperhatikan kondisi kesehatan tertentu yang mungkin memperburuk risiko terkait konsumsi madu. Pastikan selalu menggunakan madu berkualitas tinggi dan dalam jumlah moderat untuk meminimalkan potensi efek sampingnya.

Madu mengandung gula yang dicerna dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang tajam. Ini bisa meningkatkan rasa lapar dan berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan dalam jangka panjang.

MAYO CLINIC | HEALTHLINE | MEDICAL NEWS TODAY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus