Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Intermittent Fasting: Cara dan Metode Diet

intermittent fasting adalah pola yang mengatur waktu makan

23 Desember 2024 | 16.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Intermittent fasting salah satu metode mengendalikan pola makan yang populer. Intermittent fasting tidak hanya dianggap sebagai cara untuk menurunkan berat badan, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Apa Itu Intermittent Fasting?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Healthline, intermittent fasting adalah pola yang mengatur waktu makan. Ada berbagai metode puasa intermiten yang semuanya membagi waktu harian atau mingguan menjadi periode makan dan puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puasa intermiten sebagai pola makan terstruktur, yaitu memperpanjang durasi puasa malam, melewatkan sarapan, memulai makan pertama pada siang hari, mengakhiri makan terakhir pada pukul 20.00.

Selama periode puasa tidak boleh makan, tetapi bisa mengonsumsi air, kopi, teh, dan minuman non-kalori lainnya. Beberapa variasi puasa intermiten memungkinkan asupan kecil makanan rendah kalori.

Cara Berpuasa Intermiten

Dikutip dari Hopkins Medicine, ada berbagai metode untuk menjalankan puasa intermiten, namun semuanya melibatkan pengaturan waktu tertentu untuk makan dan berpuasa.

Contohnya bisa mencoba makan hanya dalam jangka waktu delapan jam setiap hari dan berpuasa selama sisa hari. Alternatif lainnya adalah memilih untuk makan hanya satu kali sehari selama dua hari dalam sepekan. Terdapat beragam jadwal puasa intermiten yang dapat disesuaikan.

Setelah beberapa jam tanpa asupan makanan tubuh menggunakan cadangan gula sebagai energi, kemudian beralih membakar lemak sebagai peralihan metabolisme. Puasa intermiten efektif karena memperpanjang waktu tubuh membakar kalori dari makanan terakhir dan mulai memanfaatkan lemak sebagai sumber energi. 


Metode Intermittent Fasting  

1. Puasa 12 Jam Sehari  

Puasa selama 12 jam–14 jam mendorong tubuh memanfaatkan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi, menghasilkan keton yang dilepaskan ke aliran darah. Metode ini cocok bagi pemula karena jeda puasanya pendek, sebagian besar berlangsung saat tidur, dan tetap memungkinkan konsumsi kalori harian yang sama.  

2. Puasa 2 Hari dalam Sepekan

Diet 5:2, seseorang makan normal selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya. Selama hari puasa, pria biasanya mengonsumsi 600 kalori, sedangkan wanita sekitar 500 kalori.  

3. Puasa Selang-Seling  

Metode ini puasa setiap dua hari sekali, dengan variasi seperti menghindari makanan padat sepenuhnya atau membatasi 500 kalori. Hari makan tidak memiliki aturan khusus. Metode ini cenderung lebih ekstrem, kurang cocok untuk pemula atau individu dengan kondisi medis, dan sulit diterapkan dalam jangka panjang.

4. Puasa 24 Jam Sepekan

Metode ini melibatkan puasa selama 24 jam sekali atau dua kali sepekan, hanya memperbolehkan minuman tanpa kalori. Pada hari non-puasa, pola makan kembali normal tanpa pembatasan jenis makanan. Meskipun membantu menurunkan asupan kalori, puasa ini menimbulkan efek samping awal seperti kelelahan, sakit kepala, atau mudah marah, yang biasanya berkurang seiring adaptasi tubuh. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus