Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Jenis Sakit Kepala, Apa Saja Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Sakit kepala bisa dipicu kelelahan, stres, kurang minum, hingga menjadi gejala penyakut berat.

17 Mei 2022 | 20.24 WIB

Ilustrasi wanita sakit kepala/pusing. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita sakit kepala/pusing. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala merupakan gangguan kesehatan yang kerap dianggap sepele. Aktivitas apapun akan terganggu jika sudah mengalami sakit kepala.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ada beragam jenis dan penyebab sakit kepala. Ada yang cenut-cenut, berkunang-kunang, kepala seperti tertusuk benda tajam, kepala berat, sakit kepala sebelah, dan sebagainya. Sakit kepala juga bisa dipicu kelelahan, stres, kurang minum, hingga gejala penyakut berat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Healthline, berikut tipe sakit kepala dan penyebabnya:

Sakit kepala primer

Sakit kepala primer terjadi semata karena kondisi di kepala dan bukan implikasi dari penyakit lain pada tubuh. Dari sisi durasi, sakit kepala primer dapat terjadi secara episodik maupun kronis.

Termasuk sakit kepala episodik apabila sering terjadi atau berulang, namun tidak lebih dari 15 hari dalam sebulan. Sakit kepala episodik berlangsung dalam hitungan menit atau jam. Sedangkan sakit kepala kronis memiliki durasi yang lebih konsisten, terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan, dan intensitas sakit kepala bervariasi.

Sakit kepala primer terbagi menjadi beberapa jenis:

  • Sakit kepala tegang

    Sakit kepala tegang atau tension terjadi karena ada rangsangan nyeri di pusat otak. Keluhannya adalah rasa terikat atau tegang pada kedua sisi kepala, nyeri yang berdenyut, nyeri seperti tertekan benda tumpul atau benda tajam. Sakit kepala tegang umumnya memberikan sensasi kaku pada leher, dahi, bahu, dan tengkuk.

  • Sakit kepala cluster

    Sakit kepala cluster ditandai dengan rasa sakit yang menjalar ke leher dan wajah, terutama pipi. Gejalanya antara lain keringat dingin, mata dan hidung berair, atau hidung tersumbat. Sakit kepala cluster umumnya terjadi beberapa kali dalam sehari dengan durasi beberapa jam.

  • Migrain

    Sakit kepala migrain terjadi pada salah satu sisi kepala. Gejalanya kepala nyut-nyutan, sensitif terhadap cahaya dan suara, mual, muntah, dan mengalami gangguan penglihatan. Pada beberapa kasus, penderita migrain juga seperti melihat seolah lampu berkedip, cahaya berkilauan, garis zig-zag, ada bintang-bintang di sekitar area yang dilihat.

    Perempuan tiga kali lebih berisiko terkena migrain ketimbang pria. Begitu juga dengan orang yang mengalami gangguan pasca-stress, gangguan tidur, dehidrasi, telat makan, mengkonsumsi makanan tertentu, fluktuasi hormon, dan terpapar bahan kimia tertentu.

Sakit kepala sekunder

Sakit kepala sekunder terjadi karena sebab atau gangguan kesehatan tertentu. Berikut jenis sakit kepala sekunder:

  • Hemicrania continua

    Hemicrania continua adalah sakit kepala yang hanya terjadi di satu sisi kepala dan berlangsung terus-menerus selama minimal tiga bulan. Penderita sakit kepala jenis ini umumnya merasakan periode peningkatan intensitas sakit beberapa kali sehari. Kondisi hemicrania continua mirip seperti migrain. Beberapa gejala yang spesifik antara lain, mata merah, kelopak mata layu, dahi berkeringat, dan hidung tersumbat.

  • Sakit kepala sinus

    Sesuai namanya, sakit kepala ini disebabkan penyakit sinusitis atau peradangan pada rongga hidung. Cara mengatasinya dengan mengencerkan lendir yang menumpuk dan memicu tekanan pada saluran pernapasan. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan semprotan hidung supaya rongga hidung lega kembali.

  • Sakit kepala hormonal

    Sakit kepala ini umumnya dialami oleh perempuan yang sedang menstruasi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredakannya adalah istirahat yang cukup, relaksasi, yoga, akupuntur, banyak minum, atau minum obat sakit kepala.

  • Sakit kepala hipertensi

    Sakit kepala ini disebabkan tekanan darah yang tinggi, sehingga mengakibatkan peredaran darah kurang lancar. Cara mencegahnya adalah dengan mengendalikan tekanan darah.

FADHILAH PRILIA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus