Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu terakhir permainan lato-lato kembali digandrungi anak-anak dan juga orang dewasa. Bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah mencoba memainkannya. Di media sosial pun banyak orang yang mempertontonkan kehebatan dalam memainkan lato-lato.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, ternyata mainan lato-lato bukanlah permainan baru. Bagi orang yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an, lato-lato telah menjadi salah satu permainan yang dimainkan anak-anak pada waktu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lato-lato bahkan sudah muncul sejak akhir 1960-an dan awal 1970-an di luar negeri. Mainan ini memiliki banyak nama lain di antaranya Clankers, Click Clacks, Knockers, Bonkers, dan Ker-Bangers. Lato-lato sendiri merupakan permainan berbentuk dua bola sebesar bola pingpong yang diikat dengan tali dengan cincin di tengahnya.
Cara memainkannya cukup mudah, yaitu dengan memegangnya di dekat cincin dan menjentikkan pergelangan tangan, menyebabkannya berbenturan, membuat ritme ‘tak-tak’ yang beraturan. Lakukan dengan perlahan kemudian secara konstan lebih cepat sehingga kedua bola-bola itu beradu di bagian bawah dan atas tangan secara bergantian.
Baca: Dinas Pendidikan Larang Siswa Bawa Lato-lato ke Sekolah
Permainan Nostalgia
Selain lato-lato, berikut beberapa mainan jaman dulu yang membuat rindu akan masa kecil
1. Ular naga panjang
Semakin ramai orang yang main, semakin seru permainan ular naga panjang. Permainan ini biasanya dilakukan di lapangan atau tempat yang cukup luas dan dimainkan oleh lebih tujuh orang untuk bermain.
Awalnya dua orang pemain terpilih sebagai penjaga melalui hompimpa, kemudian penjaga yang telah ditentukan menyatukan kedua tangannya ke atas hingga membentuk lorong, anak-anak yang lain harus berbaris dan meletakkan tangan di pundak tangan orang yang ada di depannya.
Setelah itu, pemain lain melingkar melewati si penjaga sambil menyanyikan lagu ular naga panjangnya hingga selesai. Ketika lagu dinyanyikan selesai, maka seorang anak yang terjebak dalam tangan penjaga lorong harus menentukan pilihan akan bergabung dengan tim A atau tim B. Tim yang berakhir dengan jumlah anggotanya lebih sedikit bertugas menangkap tim lawan.
2. Congklak
Disarikan dari gramedia.com, permainan ini menggunakan biji kerang atau batu-batu kecil dengan papan lubang dan hanya dapat dimainkan oleh dua orang. Papan congklak memiliki 16 lubang dengan isian 98 buah biji-bijian atau batu-batu kecil.
Pemain pertama mengambil semua biji dari salah satu lubang dan biji tersebut diisi satu per satu ke lubang papan congklak hingga biji habis dan setelah itu mengambil lagi semua biji dari tempat terakhir biji diletakkan.
2. Engklek
Engklek merupakan permainan jaman dahulu yang tak memerlukan peralatan yang sulit. Yang diperlukan hanya pecahan genting tanah liat atau pecahan keramik saja.
Sebelum permainan dimulai, buat garis sembilan kotak di tanah yang rata. Setelah tergambar kotak sembilan, maka pecahan genting tanah liat atau uang koin tadi dilemparkan ke kotak tersebut.
Pemain kemudian harus melompati kotak dengan satu kaki. Sedangkan kotak yang berisikan pecahan genting atau keramik dilarang untuk dipijak. Tentu permainan ini membutuhkan keseimbangan tubuh untuk melompat agar kaki yang satunya tidak menyentuh tanah.
3. Gasing
Gasing pada jaman dulu biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Cara memainkannya dengan cara diputar menggunakan tali di sebuah tanah lapang. Gasing dimainkan bersamaan untuk diadu dan gasing yang berputar paling lama menjadi pemenangnya. Permainan ini tak hanya dimainkan oleh anak-anak, namun juga orang dewasa. Bahkan di beberapa daerah membuatnya menjadi pertandingan.
4. Bola bekel
Permainan lain yang mengundang nostalgia ialah bola bekel. Permainan ini terdiri dari satu bola bekel berukuran besar atau kecil serta enam biji bekel. Cara memainkannya yaitu dengan menyusun enam biji bekel tersebut di lantai, kemudian memantulkan bola bekel ke lantai.
Sebelum bola bekel menyentuh lantai lagi, maka si pemain harus mengambil satu biji bekel untuk digenggam di tangan. Lakukan secara berulang sampai semua biji bekel terambil. Jika ada satu saja biji bekel yang tidak terambil atau terjatuh dari genggaman maka permainannya harus mengulang dari awal.
5. Kelereng
Kelereng atau gundu merupakan permainan yang menggunakan bulatan kecil yang terbuang dari kaca bening dan memiliki motif serta warna yang beragam. Kelereng dimainkan di tanah lapang atau lantai yang luas. Cara memainkannya juga cukup mudah, kamu hanya perlu menjentikkan kelereng milikmu ke arah kelereng lawan. Bila ada kelereng lawan yang kena jentik dengan kelerengmu, maka kelereng tersebut menjadi milikmu.
ANNISA FIRDAUSI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.