Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Depok Temukan Sapi Diduga Terpapar Lato-lato atau LSD, Benjolan Bernanah di Sekujur Tubuh

LSD atau lato-lato pada ternak sapi ditemukan di Depok. Penyakit ini disebabkan virus keluarga Poxviridae yang menyebar melalui gigitan serangga.

24 Mei 2023 | 12.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dokter hewan DKP3 melakukan pemeriksaan mulut sapi di salah satu peternakan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis 12 Mei 2022. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok melakukan pemeriksaan ke sejumlah peternak sapi untuk mengidentifikasi wabah PMK dan mengedukasi pemilik peternakan terkait wabah PMK. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Kabid PKH) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Dede Zuraida mengatakan di Kota Depok sudah ditemukan kasus penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) pada sapi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dede mengungkapkan pihaknya belum bisa memastikan berapa banyak sapi terpapar LSD atau yang lebih dikenal penyakit lato-lato.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Masih observasi mas karena masa inkubasi penyakit lama," kata Dede, Rabu, 24 Mei 2023.

Dede menerangkan, penyakit LSD atau lato-lato pada ternak sapi disebabkan virus dari keluarga Poxviridae yang menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat.

Lebih lanjut Dede menerangkan, sapi yang kena virus tersebut, sekujur tubuh sapi akan muncul benjolan seperti lato-lato dan bernanah. "Hal tersebut terjadi setelah melalui masa inkubasi selama 5–14 hari sebelum timbul gejala," papar Dede.

Dia menjelaskan penyakit LSD termasuk penyakit sapi lintas batas (Transboundary cattle disease) dan penyakit wajib dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH). "Virus ini stabil dan bertahan dengan baik di lingkungan, yakni sampai 6 bulan di keropeng atau beberapa bulan di kandang terlindung matahari dan tidak bersih," jelasnya.

Belum ada obat untuk sapi terkena lato-lato atau LSD

Selain itu, kata dia, penyakit LSD hanya 30 sampai 70 persen dari hewan terinfeksi yang sakit. "Kemudian demam tinggi, nodul/benjol-benjol, penurunan tajam produksi susu dan mas titis sekunder, penurunan berat badan, infertitilitas, sterilitas pada sapi pejantan bibit, aborsi dan kerusakan kulit permanen," katanya.

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus terhadap penyakit LSD atau lato-lato, menurutnya, pengobatan lato-lato bersifat symptomatik untuk mengobati gejala klinis yang muncul dan suportif untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak terinfeksi. "Pencegahan secara spesifik dilakukan dengan vaksinasi, terhadap hewan ternak," katanya.

Dia melanjutkan kewaspadaan terhadap penyakit lato-lato memang harus ditingkatkan dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit. "Juga memperketat pengawasan lalu lintas hewan dan pengujian dan diagnosis penyakit lato-lato," ucap Dede.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus