Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Kaidah kebahasaan merujuk pada istilah yang menyatakan tentang aturan yang dijadikan sebagai petunjuk dalam suatu bahasa. Tanpa adanya kaidah kebahasaan, maka komunikasi menjadi ambigu, kesukaran dalam membangun pemahaman bersama, literatur sulit dinikmati, hingga ilmu pengetahuan tidak mudah ditransfer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kaidah berarti rumusan asas yang menjadi hukum atau aturan yang sudah pasti, sedangkan bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berinteraksi. Lantas, apa itu kaidah kebahasaan?
Pengertian Kaidah Kebahasaan
Melansir Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X karya Sutji Harijanti (2020), kaidah kebahasaan adalah kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang digunakan dalam membentuk kata dan kalimat sebagai ciri maupun pembeda dengan jenis teks lainnya. Intinya, kaidah bahasa berperan sebagai fondasi komunikasi yang efektif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, mengacu pada laman Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kaidah diartikan sebagai aturan, patokan, atau acuan, sedangkan kebahasaan merupakan unsur-unsur yang membangun sebuah bahasa.
Senada dengan hal itu, berdasarkan jurnal.umsu.ac.id, kaidah kebahasaan merupakan struktur yang berhubungan dengan tata bahasa yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kaidah kebahasaan menjadi standar yang dipakai dalam pemahaman bahasa.
Struktur Kaidah Kebahasaan
Mengutip web.usd.ac.id. terdapat beberapa jenis kaidah dalam bahasa Indonesia, antara lain:
Kaidah Ejaan
Kaidah ejaan merupakan keseluruhan peraturan tentang penggunaan lambang-lambang bunyi bahasa dan hubungan antara lambang-lambang tersebut. Secara teknis, kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan mengenai penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
Penulisan huruf terdiri dari huruf kapital dan huruf miring; sedangkan penulisan kata mencakup gabungan kata, kata ganti (ku, kau, mu, dan nya), kata turunan, serta singkatan dan akronim. Sementara tanda baca dalam kaidah kebahasaan digunakan agar menulis dapat menjadi lebih jelas, efektif, dan mudah dipahami.
Kaidah Morfologi (Pembentukan Kata)
Kaidah morfologi mencakup:
- Kaidah kata imbuhan: kata yang telah mengalami proses afiksasi dengan tujuan untuk membentuk kata baru. Imbuhan dibagi ke dalam empat jenis, yaitu prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks (di depan dan belakang).
- Kaidah kata ulang (reduplikasi): kata yang mengalami proses perulangan sebagian atau seluruhnya yang disertai perubahan bunyi atau tidak. Kata ulang dapat bermakna banyak tak tentu, banyak dan bermacam-macam, menyerupai dan bermacam-macam, agak atau melemahkan sesuatu, intensitas kualitatif, intensitas kuantitatif, kolektif, serta saling.
- Kaidah kata majemuk: gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna kata baru.
Kaidah Sintaksis
Kaidah kebahasaan semantik adalah ilmu yang mengatur hubungan kata dengan kata, atau satuan-satuan yang lebih besar. Sintaksis dalam bidang ilmu bahasa berusaha menyelidiki semua hubungan antarkata atau antarfrasa dalam satuan kalimat.
Kaidah Semantik
Kaidah semantik merupakan bagian tata bahasa yang meneliti makna serta mencari asal mula dan perkembangan dari suatu kata. Para ahli bahasa mendefinisikan semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan tanda-tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal-hal yang ditandai maknanya.
Ciri-Ciri Kaidah Kebahasaan
Berdasarkan Jurnal Ilmu Budaya (2019), terdapat beberapa ciri kebakuan dan ketidakbakuan dalam bahasa Indonesia, di antaranya:
- Penggunaan awalan ber- dan me- secara eksplisit.
- Penggunaan unsur-unsur gramatikal yang tidak redundan.
- Penggunaan bentuk gramatikal yang tidak dibuat pendek.
Contoh Kaidah Kebahasaan dalam Kalimat
Berikut beberapa contoh kalimat yang menerapkan kaidah kebahasaan:
- Surya memotong rambutnya di kamar.
- Putra berdagang pakaian di Petisah.
- Kawannya pulang.
- Kami menghadiri pertemuan itu.
- Ida sedang belajar, sedangkan adiknya bermain boneka.
- Kami berpandang-pandangan saat Pak Guru mencari Toni.