Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kaitan Cacar Air dan Herpes Zoster, Kapan Pasien Dinyatakan Sembuh?

Cacar air bisa menetap sehingga saat daya tahan tubuh turun penyakit bisa kembali. Herpes zoster adalah penyakit akibat reaktivasi dan manifestasinya.

4 Oktober 2023 | 09.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dr. Anggraini Alam, SpA(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menjelaskan cacar air bisa menetap sehingga saat daya tahan tubuh turun penyakit ini bisa dialami kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Cacar air bisa menetap, daya tubuh turun bisa (herpes) zoster atau bisa cacar air kembali. Jadi, cacar air itu tidak serta merta sekali seumur hidup," kata Anggraini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Herpes zoster adalah penyakit akibat reaktivasi dan manifestasi cacar air. Pada yang pernah terkena cacar air, virus penyebab, yakni varicella zoster, tidak mati dan sirna dari tubuh namun bisa menetap atau dorman, terutama dalam sel neuronal. Pada umumnya, herpes zoster diawali gejala awal yang cukup bervariasi, seperti demam dengan suhu bervariasi, rasa lemah atau lesu, juga disertai rasa tak nyaman, pegal, nyeri pada area yang di kemudian hari akan mengalami erupsi kulit.

"Herpes zoster yakni suatu penyakit karena varicella-nya bersembunyi dulu di sumsum tulang, keluar lagi di kemudian hari, nyerinya bukan main. Kalau varicella zoster terjadi di daerah muka maka ini rambut kita bisa hilang. Kalau di daerah mata bisa alami kebutaan," jelasnya.

Karena itu, agar tak menjadi herpes, orang perlu mendapat vaksin cacar air. Merujuk pada rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia 1 tahun bisa diberikan dua dosis vaksin berselang enam bulan.

"Kami memandang perlu pemberian pencegah karena risiko akan lebih tinggi apabila terkena infeksi dengan segala komplikasi tidak hanya sekarang, selanjutnya tidak ingin terjadi herpes zoster," ujar Anggraini.

Kapan boleh sekolah?
Dia menekankan pemberian vaksin cacar air tidak terbukti meningkatkan risiko autisme seperti yang dikhawatirkan sejumlah orang. Ia mengatakan pasien cacar air usia sekolah bisa kembali bersekolah apabila semua bentol atau lesi sudah mengering.

Pasien cacar air biasanya mengalami gejala berupa bentol-bentol merah berisi cairan di kulit yang berisiko pecah. Bentol itu dapat mengering dalam beberapa hari. Pasien sebaiknya dijaga agar jangan sampai bentol atau benjolan itu pecah karena berisiko menjadi bopeng.

"Jaga agar tak pecah agar tak menjadi bopeng. Kalau sudah banyak digaruk dan pecah, itulah yang membuat bekas. Kalau ada bopeng, biasanya di hidung, pipi, perut, memang tidak akan hilang," papar Anggraini.

Dia mengingatkan cacar air bisa sangat menular. Walau baru ruam muncul dan jumlahnya masih sedikit keluar sudah bisa menularkan hampir 90 persen pada orang serumah dengan pasien dan 70 persen pada yang seatap dengannya.

"Karena cacar air bisa dari satu ke sembilan lainnya, sangat menular lewat udara dan sentuhan kulit maka penularan yang bisa terjadi dua hari sebelum muncul cacar air sampai lesi kulitnya kering, barulah tidak menular," kata dia.

Anggraini mengingatkan pasien cacar air segera mendapatkan penanganan dokter. Selain itu, orang-orang serumah yang belum divaksin untuk segera divaksin agar tidak terkena. Berbicara tatalaksana pasien, umumnya untuk mengurangi gatalnya, apabila pasien tidak demam maka dia bisa mandi. Tapi pastikan agar cacar tidak sampai pecah karena bisa berujung infeksi.

"Dietnya, kalau sampai ke mulut (ruam cacar) maka makanannya yang lunak. Kalau demam diberikan parasetamol, antivirus tidak diberikan rutin, dilihat sama dokternya," tandasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus