Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Insiden bertahun-tahun silam masih terngiang di kepala Dewi—bukan nama sebenarnya. Ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama, dia dikira sebagai laki-laki lantaran mencetak banyak gol saat pertandingan sepak bola perempuan di kampungnya. Lawan mainnya yang tak terima menuding tim Dewi curang karena memasukkan pemain pria. “Ceu, saya ini perempuan. Kalau enggak percaya, ayo buktikan,” kata Dewi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo