Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bayi Modifikasi Genetik dari Cina

Ilmuwan Cina mengklaim berhasil melahirkan bayi kembar yang genetikanya telah dimodifikasi sehingga kebal infeksi HIV. Eksperimen yang ditentang dan diragukan.

25 Januari 2019 | 00.00 WIB

shutterstock
Perbesar
shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

He Jiankui mungkin ilmuwan YouTuber. Tak seperti kebanyakan saintis yang mem-publikasikan makalah di jurnal terpandang, pria 35 tahun itu mengumumkan terobosannya di bidang biologi molekuler lewat video yang diunggah ke YouTube pada 25 November 2018. Melalui akun The He Lab, ia mengklaim kelahiran bayi perempuan kembar dengan asam deoksiribonukleat (DNA) yang sudah dimodifikasi sebagai keberhasilan pertama di dunia.

Dengan memiliki DNA yang sudah dimodifikasi tersebut, He mengklaim si kembar dengan panggilan Lulu dan Nana itu kebal dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Ia menyunting genom manusia tersebut dengan teknik CRISPR-Cas9.

Penjelasan He dalam video berdurasi 4 menit 43 detik yang hingga Kamis pekan lalu sudah ditonton lebih dari 357 ribu kali itu memunculkan kontroversi di komunitas ilmiah. Tak kurang dari 2.430 orang memberi komentar. Banyak yang mendukung He, tapi lebih banyak yang menentangnya.

Eksperimennya mengubah genom embrio-embrio yang dihasilkan dari fertilisasi in-vitro; perubahan genetika yang ada pada kedua bayi tersebut akan diteruskan ke beberapa generasi di masa depan. Selain itu, kebanyakan pakar CRISPR masih belum yakin teknologi ini siap atau aman untuk diterapkan pada manusia.

Feng Zhang dari Broad Institute of MIT and Harvard di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, yang merupakan salah satu penemu CRISPR, termasuk yang menentang penyuntingan genom manusia yang dilakukan He. “Saya melihat ini be-risiko, tapi keprihatinan saya yang mendalam adalah tidak adanya transparansi dalam percobaan ini,” ujar Zhang, seperti dikutip Time.

Tentangan juga datang dari dalam negeri Cina. Berdasarkan investigasi pemerintah Cina, He dianggap melanggar hukum demi mengejar ketenaran dan keuntungan pribadi. Menurut kantor berita Xinhua, tuduhan terhadap He adalah menghindari- supervisi, memalsukan sebuah ulasan etik, serta menggunakan metode penyuntingan gen yang berpotensi tidak aman dan tak efisien kepada anak-anak. He pun ditahan dan dipecat dari Southern University of Science and Technology, Shenzhen, karena melanggar etik perguruan tinggi tersebut.

Embrio Manusia Disunting Agar Kebal HIV

Catatan:
Gunting molekuler memungkinkan pemotongan atau pengubahan DNA. Tapi ini kontroversial karena belum jelas seberapa akurat pemotongan tersebut, apakah pemotongan terjadi di tempat yang justru tak  hendak dipotong, mematikan gen-gen yang sangat penting, atau mengubah ekspresi gen yang cenderung menimbulkan masalah lain, seperti kanker.

 

He memang melaporkan eksperimennya pertama kali ke MIT Technology Review dan AP pada November tahun lalu, tapi tetap tidak mempublikasikannya ke jurnal ilmiah. Dia juga hanya membagi sedikit data dalam presentasi ringkas di depan Second International Summit on Human Genome Editing di Hong Kong pada akhir November tahun lalu. Selain itu, He bukanlah nama yang dikenal luas dalam bidang penyuntingan CRISPR.

Apalagi gen CCR5 yang dimodifikasi He dalam eksperimennya adalah gen yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh. Menurut Kiran Musunuru, pakar penyuntingan gen dari University of Pennsylvania, Amerika, kalaupun eksperimen He berhasil sempurna, orang yang tak memiliki gen CCR5 normal akan menghadapi risiko lebih besar terinfeksi virus lain, seperti virus West Nile dan influenza yang mematikan.

Hal lain yang dikritik dari eksperimen He adalah proses penyuntingan gen tidak komplet. Berdasarkan analisis DNA yang diambil dari darah, tali pusar, dan plasenta, He mendapatkan versi berbeda dari gen CCR5 pada tiap bayi kembar. Pada Lulu, separuh untaian menunjukkan penghilangan 15 pasang basa dan separuh lainnya merupakan untaian yang tidak tersunting. Singkatnya, Lulu hanya memiliki satu salinan gen yang hendak diubah, yang berarti ia masih bisa terinfeksi HIV.

CRISPR atau clustered regularly interspaced- short palindromic repeats adalah metode yang memungkinkan ilmuwan dengan mudah dan murah menemukan dan mengubah secara virtual setiap potong DNA dari seluruh spesies. CRISPR dikembangkan selama empat tahun mulai 2012 oleh dua grup ilmuwan: Jennifer Doudna dari University of California, Berkeley, Amerika, bersama Emmanuelle Charpentier, kini bekerja di Max Planck Institute, Berlin, Jerman; dan Feng Zhang dari Broad Institute bersama George Church dari Harvard Medical School.

Pada 2015, komunitas ilmiah yang akrab dengan CRISPR, termasuk para penemunya, sepakat secara sukarela menghentikan riset penggunaan CRISPR pada embrio manusia karena alasan keamanan dan konsekuensi jangka panjang dari teknologi ini sangat tak menentu.

Penyuntingan DNA embrio manusia dilarang di banyak negara. Namun, di Cina, para ilmuwan menggunakan CRISPR pada embrio manusia. Tim dari Sun Yat-sen University di Guangzhou, yang dipimpin Junjiu Huang, melaporkan eksperimen mereka yang mencoba memperbaiki gen rusak pemicu beta talasemia pada 86 embrio manusia dalam jurnal Protein and Cell pada 2015. Mereka menggunakan embrio “cacat”, yang oleh semua klinik bayi tabung di dunia pasti dihancurkan.

Di Negeri Abang Sam, moratorium penggunaan CRISPR pada embrio manusia dihentikan pada 2017 setelah sebuah komite internasional di National Academy of Science mengizinkan eksperimen untuk mengobati penyakit genetik langka, yang tidak bisa diobati dengan cara lain. Pada tahun itu juga Shoukhrat Mitalipov dan tim dari Oregon Health and Science University,- Portland, melaporkan di jurnal Nature ihwal keberhasilan membuang gen mutan MYBPC3 pada embrio manusia dengan CRISPR-Cas9. Gen cacat yang diwariskan orang tua ini memicu penebalan pada dinding jantung dan menjadi penyebab umum serangan jantung pada orang muda.

DODY HIDAYAT (THE SCIENTIST.COM, SCIENCE, THE GUARDIAN, TIME, VOX.COM, GRAPHICNEWS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dody Hidayat

Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus