Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pijat leher sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk meredakan ketegangan otot akibat rutinitas harian yang padat. Aktivitas ini tidak hanya memberikan rasa rileks, tetapi juga dapat membantu melancarkan sirkulasi darah di area leher.
Meski begitu, pijat leher perlu dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan teknik yang benar agar tidak menimbulkan cedera yang serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Leher merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat sensitif. Fungsinya yang penting sebagai penghubung antara kepala dan tubuh menjadikannya area yang penuh dengan saraf, pembuluh darah, serta struktur tulang belakang yang kompleks. Kesalahan dalam teknik pijat dapat berisiko mengganggu fungsi vital tersebut. Oleh karena itu, pahami dampak dan cara aman memijat area yang sering mengalami ketegangan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli bedah ortopedi di OrthoSports Orthopaedic Surgery and Sports Medicine, dr.Ang Kian Chuan mengungkap bahwa leher merupakan penghubung antara otak dan bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, hindari pemijatan yang salah agar tak terjadi kesalahan fatal.
"Saraf dan pembuluh darah utama melintasi jalur itu. Beberapa pembuluh darah cukup dangkal dan dapat terluka akibat manipulasi atau pemijatan yang kuat," kata Ang, di Channel News Asia.
Menurut Mayo Clinic, yang terjadi adalah saraf di leher dapat meregang, tertekan, atau dalam kasus yang sangat parah, robek atau bahkan terlepas dari sumsum tulang belakang.
Sementara itu, dr. Nieh Chih Chiang, pemimpin tim fisioterapis di Alpaca Health menjelaskan bahwa jika terlalu banyak tekanan pada pijatan leher, hal ini berdampak serius berupa cedera pleksus brakialis yang menimbulkan mati rasa dan kelumpuhan tubuh.
Nieh menambahkan bahwa dampak dari pemijatan leher dapat menyebabkan stroke. Hal ini ditimbulkan karena adanya aterosklerosis yang mendasari arteri di leher. Aterosklerosis adalah penumpukan plak, yang sebagian besar terdiri dari lemak dan kolesterol, di dalam dan di dinding arteri. Pijatan yang kuat dapat melepaskan plak ini, menyebabkannya bergerak ke otak dan menyebabkan penyumbatan yang menyebabkan stroke.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa meretakkan punggung bawah hanya memberikan efek sementara dalam meredakan nyeri di area tersebut. Hasil penelitian tersebut menegaskan bahwa meskipun tindakan ini sering memberikan rasa lega sesaat, hal itu tidak menawarkan perbaikan jangka panjang atau signifikan terhadap kondisi punggung bawah. Para peneliti juga mencatat bahwa metode ini tidak memperbaiki akar penyebab dari nyeri punggung bawah, seperti ketegangan otot, peradangan, atau cedera struktural.
Cedera pada tulang belakang juga dapat menjadi risiko serius, terutama jika disebabkan oleh gerakan seperti memutar atau membuat retakan pada leher. Menurut Asisten Profesor Jonathan Tan, konsultan di Pusat Spesialis Tulang Belakang Rumah Sakit Universitas Nasional, cedera semacam ini bisa terjadi akibat tekanan yang berlebihan atau gerakan yang salah pada area leher selama aktivitas tertentu.
Hal ini sejalan dengan artikel pada Healthline yang menjelaskan bahwa kebiasaan menderakkan leher secara berulang-ulang bukanlah pilihan yang bijak. Tindakan ini dapat menyebabkan penjepitan saraf di area leher jika dilakukan dengan terlalu keras. Selain itu, gerakan tersebut dapat membuat otot di sekitar sendi, termasuk sendi itu sendiri, menjadi tegang. Ketika otot atau sendi mengalami ketegangan, menggerakkan leher bisa menjadi aktivitas yang berat dan tidak nyaman, sehingga meningkatkan risiko cedera.
Tidak ada pijatan tertentu yang dinilai aman sejauh ini. Adapun tips yang baik menurut Tan dalam mengatasi ketegangan leher adalah dengan menghindari tekanan tiba-tiba pada leher. "Sejauh pengetahuan saya, terapi pijat bekerja paling baik jika pasien menjalani beberapa sesi. Untuk nyeri leher kronis dan nyeri punggung akut, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa beberapa sesi manipulasi sudah cukup," kata dia.
Namun, Ang menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan seseorang yang Anda percayai dan memastikan untuk memberi tahu mereka bahwa Anda hanya menginginkan manipulasi leher yang sangat lembut. "Manipulasi bisa aman jika dilakukan dengan benar," katanya.
Reaksi tubuh saat mengalami pijatan yang salah
Menurut Tan, rasa nyeri yang muncul selama sesi pijat adalah tanda peringatan serius yang tidak boleh diabaikan. Jika Anda mulai merasakan nyeri, segera beri tahu terapis pijat atau chiropractor untuk menghentikan sesi tersebut. "Nyeri adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa Anda sudah memaksakan diri terlalu jauh," jelasnya.
Ang turut menambahkan bahwa kelemahan otot juga merupakan indikasi adanya masalah serius. Selain itu, setelah pijat, termasuk pijat leher, gejala seperti mati rasa, kelemahan, atau kesemutan di tangan atau kaki bukanlah tanda yang baik. Adj Asst Prof Tan juga mencatat bahwa tanda-tanda lain, seperti mual, penglihatan buram, atau perubahan visual, dapat menunjukkan cedera neurologis.
"Jika gejala-gejala ini muncul, itu bisa menjadi pertanda adanya cedera saraf. Anda harus segera mengunjungi unit gawat darurat untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter," tambahnya.
CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan editor: Bahaya Pijat Leher Buat Penderita Gangguan Irama Jantung