Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang terapis pijat di Thailand akhirnya buka suara setelah kematian penyanyi muda Chayada Prao-hom, yang dikaitkan dengan sesi "pijat memutar leher" yang dilakukannya. Pijat leher berisiko tinggi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chayada, penyanyi berusia 20 tahun itu juga dikenal dengan nama Ping Chayada, meninggal pada Minggu, 8 Desember 2024 di rumah sakit di Udon Thani, Thailand. Kesehatannya dilaporkan memburuk setelah menjalani tiga sesi pijat di tempat yang sama sejak bulan Oktober. Dalam beberapa sesi pijat tersebut, Chayada menerima manipulasi leher yang intens, yang kemudian diduga menyebabkan komplikasi serius pada tubuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan, setelah setiap sesi pijat leher, Chayada mulai merasakan gejala-gejala seperti mati rasa di tubuh bagian kiri, dan semakin parah seiring berjalannya waktu. Pada kunjungan ketiganya, seorang terapis dengan teknik pijat yang lebih keras dilaporkan menyebabkan pembengkakan dan memar yang berlangsung selama seminggu.
Kondisi Chayada semakin memburuk hingga akhirnya ia tidak bisa bergerak dan terpaksa dirawat di rumah sakit, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Terapis pijat yang dikenal dengan nama belakang Aoy mengungkapkan kepada Bangkok Post bahwa dia sangat terkejut mengetahui bahwa dia telah melayani penyanyi Chayada Prao-hom, karena kejadian seperti ini belum pernah terjadi sepanjang kariernya sebagai praktisi pijat berlisensi.
"Saya sangat terkejut saat mendengar bahwa saya adalah tukang pijat itu,” kata Aoy, dilansir dari The Independent.
Lebih lanjut, Aoy memaparkan bahwa panti pijat miliknya memiliki izin yang diperlukan dan dia mempekerjakan tujuh terapis berlisensi, yang masing-masing telah menjalani pelatihan 150 jam sebagaimana diharuskan oleh hukum, kata Aoy. “Saya meminta keadilan dan siap membuktikan kebenarannya.”
Sementara itu, Arkom Praditsuwan, wakil direktur jenderal Departemen Dukungan Layanan Kesehatan (HSS), mengatakan bahwa pejabat departemen akan memeriksa apakah toko pijat tempat Chayada menerima layanan sudah terakreditasi dan memiliki lisensi untuk memberikan layanan tersebut.
"Yang perlu kami periksa adalah apakah layanan pijat yang mereka berikan (kepada Chayada) sesuai dengan praktik yang benar dan sesuai dengan pola standar pijat tradisional Thailand," kata Arkom, seperti yang dikutip dari Bangkok Post.
Aoy kemudian menuntut "keadilan" dan menyatakan siap untuk membuktikan kebenaran terkait peristiwa tersebut. Sebab, melalui unggahan Chayada di Facebook, dia tampaknya menyalahkan pijatan yang diterimanya, dengan menyebutkan bahwa dia kini terbaring di tempat tidur, merasa mati rasa yang semakin menyebar ke seluruh tubuhnya. Dalam postingan tersebut, ia juga menggambarkan kondisi kesehatannya yang semakin memburuk setelah sesi pijat yang dilakukannya.
"Saya ingin kisah saya menjadi pelajaran bagi mereka yang suka dipijat. Saya harus pulih. Saya ingin bekerja sekarang," tulis Chayada dalam unggahan di Facebook.
Ibu Chayada terus meyakini bahwa pijatan yang diterima putrinya merupakan penyebab utama kematiannya, meskipun dalam perjalanan kasus tersebut, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan dengan otopsi kedua. Keputusan ini diambil setelah berkonsultasi dengan anggota keluarganya.
Adapun otopsi yang dilakukan mengungkapkan bahwa penyanyi tersebut meninggal akibat sepsis, infeksi jamur, dan pembengkakan sumsum tulang belakang, menurut Dr. Somchaichot Piyawatwela, seorang petugas kesehatan masyarakat di Udon Thani.
Bahaya Pijat Leher
Prof. Dr. Thiravat Hemachudha, seorang penasihat di College of Oriental Medicine, Universitas Rangsit, memperingatkan bahwa memutar atau menepuk leher dengan keras saat peregangan, olahraga, atau sesi pijat dapat menyebabkan kerusakan pada dua arteri berpasangan yang bertanggung jawab memasok darah ke otak: arteri karotis dan arteri vertebralis.
Terutama, pemutusan arteri vertebralis dapat mengarah pada stroke, yang merupakan penyebab umum dari paresis.
“Bahaya ini akan meningkat seiring dengan kekuatan putaran, tepukan, atau gerakan memutar kepala. Melakukan aktivitas ini berulang kali dalam waktu lama tidak hanya akan menimbulkan masalah pada saraf, tetapi juga pada pembuluh darah di leher,” Thiravat ihwal pijat leher ekstrem tersebut.
THE INDEPENDENT | BANGKOK POST
Pilihan editor: Kemungkinan Dampak Buruk dari Pijat Leher