Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Luka terbuka di kulit tak bisa dibiarkan sebab jika terinfeksi bakteri bisa menyebabkan tetanus. Infeksi bakteri serius ini bisa disebabkan oleh bakteri yang ada di tanah, pupuk kandang, serta di sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luka tetanus bahkan bisa didapatkan saat tertusuk benda yang terkontaminasi bakteri. Tusukan ini akan mengembangkan infeksi hingga mempengaruhi seluruh tubuh dan berakibat fatal. Saat terinfeksi, awalnya akan muncul gejala awal seperti kejang dan kekakuan otot pengunyah. Gejala ini akan terjadi sekitar 7-10 hari sejak terinfeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala lain seperti kejang otot akan menyebar ke leher hingga tenggorokan yang menimbulkan kesulitan menelan hingga kejang otot wajah hingga akhirnya menyerang dada dan menyebabkan kesulitan bernapas. Gejala tetanus lain meliputi tinja berdarah, diare, demam, sakit kepala, berkeringat, detak jantung cepat, sensitivitas terhadap sentuhan, sakit tenggorokan, serta sakit kepala. Berikut tips mengobati tetanus menurut Medicalnewstoday.
Bersihkan luka secara menyeluruh
Membersihkan luka secara menyeluruh adalah langkah awal untuk menangani luka agar tidak menyebabkan infeksi yang berujung pada tetanus. Namun, luka yang punya kemungkinan besar berkembang jadi tetanus dianjurkan untuk ditangani oleh tenaga medis profesional. Berikut luka yang punya kemungkinan besar berkembang jadi tetanus:
-Luka atau luka bakar yang harus dibedah namun tertunda selama enam jam.
-Luka atau luka bakar yang melibatkan banyak jaringan terbuang.
-Tusukan atau cedera yang berkaitan dengan pupuk kandang atau tanah.
-Patah tulang serius yang terkena infeksi.
-Luka atau luka bakar yang dialami oleh pasien dengan sepsis sistemik.
Konsumsi penisilin atau metronidazol
Untuk mengobati tetanus, biasanya dokter akan meresepkan dua obat ini. Namun bagi pasien dengan alergi penisilin atau metronidazol akan diberikan tetrasiklin. Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri serta mencegah produksi neurotoksin. Neurotoksin akan menyebabkan gejala tetanus, yaitu kejang otot serta kekakuan.
Konsumsi antikonvulsan, relaksan otot, pankuronium dan vekuronium
Jika terlanjur alami gejala kejang otot dan kekakuan, dokter akan meresepkan antikonvulsan seperti diazelpam. Obat ini berfungsi untuk mengendurkan otot, mencegah kejang, serta sebagai obat penenang yang bisa mengurangi kecemasan. Lalu, relaksan otot seperti bakfelon yang berperan untuk mengurangi ketegangan otot. Cara kerjanya dengan menekan sinyal saraf dari sumsum tulang belakang. Terakhir, pankuronium dan vekuronium untuk menghambat neuromuskular menghambat sinyal dari saraf ke otot serta mengendalikan kejang otot.
Operasi
Jika sudah dalam keadaan parah atau punya kemungkinan tetanus yang besar, dokter akan menyarankan operasi sebagai cara penanganan luka tersebut. Hal ini ditujukan untuk mengangkat otot yang rusak dan terinfeksi. Tindakan operasi dinamakan debrimen atau menghilangkan jaringan yang telah terkontaminasi atau mati.
Baca juga: Bahaya jika Tertusuk Paku Berkarat