Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari ini 74 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Juni 1950, Richard H. Lawler berhasil melakukan transplantasi ginjal pertama di Little Company of Mary Hospital, Evergreen Park, IL. Pasiennya adalah Ruth Tucker, seorang wanita berusia 49 tahun yang menderita penyakit ginjal polikistik (PKD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari stressmarq.com, PKD merupakan kelainan genetik yang menyebabkan terbentuknya beberapa kista berisi cairan di ginjal. Tucker telah melihat saudara perempuan dan ibunya meninggal akibat kondisi yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Transplantasi ini berisiko namun merupakan satu-satunya cara bagi Tucker untuk bertahan hidup karena dialisis belum tersedia secara luas. Ginjal donor diambil dari pasien yang meninggal karena sirosis hati.
“Bukan pasien yang paling ideal, tetapi yang terbaik yang bisa kami temukan,” ujar Dr. Lawler setelah operasi. Proses transplantasi berjalan cepat, hanya membutuhkan 45 menit sejak pengambilan ginjal dari donor hingga operasi selesai. Tucker keluar dari rumah sakit sebulan kemudian.
Dinukil dari nkfi.org, penyakit tersebut telah menyerang kedua ginjal Tucker, dengan satu ginjal tidak lagi berfungsi dan ginjal lainnya hanya memiliki fungsi 10 persen. Ibu dan saudara perempuan Tucker telah meninggal akibat PKD, dan transplantasi ginjal menjadi satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup karena dialisis belum tersedia secara luas.
Pada 1950, para dokter sudah memahami bahwa golongan darah donor dan penerima harus sesuai. Meski begitu, mereka belum menemukan cara untuk memastikan kecocokan jaringan.
Sistem kekebalan tubuh manusia akan menyerang benda asing dan cenderung menolak organ dari orang lain. Saat ini, penerima organ harus mengonsumsi obat seumur hidup untuk menekan sistem kekebalan tubuh mereka. Namun, pada 1950, imunoterapi masih dalam tahap awal pengembangan.
Dokter Lawler dan West ingin menginspirasi rekan-rekan medis di seluruh dunia untuk menghadapi dan mengatasi tantangan penolakan organ dengan menunjukkan bahwa setidaknya aspek teknis dari operasi dapat dilakukan dengan berhasil, tulis Lawler. Mereka ingin membuktikan bahwa arteri dan pembuluh darah manusia dapat berfungsi setelah dijahit dengan teliti. Selain itu, mereka berupaya memperpanjang hidup Tucker selama mungkin.
Faktor Kecocokan
Dilansir dari mdlinx.com, setelah menunggu selama 5 minggu, Tucker akhirnya menerima ginjal dari seorang pasien yang meninggal karena sirosis hati. Pada era tersebut, belum ada teknik pengetikan jaringan dan obat imunosupresif. Pemilihan organ untuk transplantasi didasarkan pada kecocokan jenis kelamin, golongan darah, serta usia dan ukuran fisik.
Sebelumnya, Dr Lawler telah melakukan beberapa percobaan transplantasi organ pada anjing, dan menerjemahkan pengetahuan yang diperolehnya selama melakukan transplantasi pada Tucker. Ia dibantu oleh James West, MD; Raymond Murphy, MD; Mary Lou Zidek, RN; dan Nora O'Malley, perawat semak belukar.
Disaksikan oleh sekitar 40 dokter lain, Dr. Lawler melakukan prosedur ini dengan cepat. Dalam waktu 45 menit setelah pengangkatan ginjal donor, transplantasi selesai. Tucker keluar dari rumah sakit 30 hari kemudian.
Ginjal tersebut berfungsi setidaknya selama 53 hari, namun harus diangkat 10 bulan setelah operasi karena terjadi penolakan oleh tubuhnya. Transplantasi ini dilakukan jauh sebelum adanya pengembangan obat imunosupresan dan teknik pengetikan jaringan yang membantu mencegah penolakan organ.
Dilansir dari chicagotribune.com, setelah prosedur penting oleh Dr. Lawler tersebut, dokter-dokter lain di Amerika dan Perancis juga mencoba melakukan transplantasi ginjal, namun tidak ada pasien yang bertahan hidup. Hal ini disebabkan karena agen imunosupresif belum ditemukan dan pengetikan jaringan masih merupakan perkembangan masa depan. Kedua faktor ini sangat penting untuk menghindari penolakan organ.
Transplantasi ginjal sukses berikutnya terjadi pada 1954 di Rumah Sakit Peter Bent Brigham, Boston, MA, di mana dokter berhasil melakukan transplantasi ginjal pada sepasang kembar identik. Ginjal tersebut disumbangkan oleh Ronald Herrick dan ditransplantasikan kepada saudaranya, Richard.
Pada 1960-an, obat-obatan imunosupresif dan teknik pengecekan jaringan mulai tersedia, membuat transplantasi organ menjadi lebih aman. Antara 1954 dan 1973, sekitar 10.000 transplantasi ginjal berhasil dilakukan.