Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung kembali melakukan operasi transplantasi ginjal. Seorang pasien pertamanya dipulangkan hari ini. “Kondisi donor dan resipien pasca operasi dalam kondisi stabil dan baik,” kata Afiatin, dokter penanggungjawab pasien, Jumat, 19 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasien yang dipulangkan yaitu Trihariyadi Hari Mukadi. Dia mendapat donor ginjal dari istrinya, Ratih Setyawati. Proses transplantasi ginjal itu dipersiapkan selama empat bulan hingga dilakukan operasi pada 8 Januari 2024. “Operasi pada pasangan resipien dan donor ini berjalan lancar dan ginjal transplant langsung berfungsi dalam hitungan detik,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah operasi, pendonor ginjal sudah bisa menjalani rawat jalan pada hari ke empat. Sementara suaminya yang menerima ginjal setelah dipulangkan dinilai tidak memerlukan hemodialisis atau cuci darah lagi. Namun begitu menurut Afiatin, pasien masih harus melanjutkan pengobatannya dengan melakukan kunjungan rutin ke poliklinik transplantasi ginjal di RSHS agar fungsi ginjalnya baik.
Operasi dilakukan oleh Tim Transplantasi Ginjal RSHS dengan pengampuan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai bagian dari program unggulan uronefrologi dari Kementrian Kesehatan. Adapun biaya operasi transplantasi ginjal itu ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Manajer Pelayanan Medik RSHS, Fiva Aprilia Kadi mengatakan, keberhasilan operasi ini diharapkan membuka kesuksesan berikutnya dalam operasi transplantasi ginjal. Alasannya karena operasi itu sangat dibutuhkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Trihariyadi sebagai pasien misalnya, menyarankan penderita sakit ginjal seperti dirinya untuk melakukan transplantasi. “Saat ini saya merasa seperti hidup baru,” ujarnya.
Operasi transplantasi ginjal di RSHS Bandung baru kembali dilakukan sekarang setelah sempat berhenti sejak 2015. Alasannya karena ada beberapa perubahan regulasi dan beberapa kendala. Mulai 2024 ini RSHS akan melanjutkan program transplantasi ginjal secara rutin. Adapun jumlah pasien penyakit ginjal tahap akhir di Jawa Barat saat ini berjumlah sekitar 12 ribu orang.
Menurut keterangan RSHS Bandung, transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal yang paling ideal untuk pasien penyakit ginjal tahap akhir. Kondisinya, fungsi ginjal pasien sudah sedikit sebagai komplikasi dari penyakit dasarnya yang seringnya disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan diabetes melitus. Terapi penyakit ginjal tahap akhir lainnya yaitu hemodialisis alias cuci darah dengan memakai selaput perut pasien itu sendiri.
Proses transplantasi ginjal dimulai dengan mencari donor yang rela memberikan sebuah ginjalnya kepada pasien yang disebut resipien. Proses penentuan donor juga berdasarkan evaluasi dari tim advokasi yang akan menilai apakah donor benar-benar mau memberikan ginjalnya tanpa paksaan.
Kemudian bila sudah direkomendasikan oleh tim advokasi maka donor akan dicek kesehatan secara umum dan kecocokannya dengan resipien untuk menghindari penolakan dari tubuh resipien. Hasilnya kemudian akan dievaluasi oleh tim medis untuk dilakukan persiapan operasi. Pasca-operasi, pasien harus kontrol ke poliklinik transplantasi hingga seumur hidup.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.