Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Konsumsi Bakso Tingkatkan Gizi? Simak Penjelasan Ahli Gizi

Siapa yang tidak suka bakso? Masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan makanan satu ini. Bagaimana nilai gizinya?

10 Mei 2018 | 10.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
bakso beranak (tabloidbintang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tidak suka bakso? Masyarakat Indonesia sudah akrab sekali dengan makanan satu ini. Berbagai jenis olahan bakso, seperti bakso kuah atau bakso goreng, disajikan sebagai salah satu pilihan makanan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, apakah konsumsi bakso sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahli gizi, Emilia E. Achmadi, mengatakan bahwa bakso tidak hanya terbuat dari daging. Ada penunjang lain dalam proses pembuatannya, seperti terigu dan juga bumbu penyedap lain. Oleh karena itu, bakso tidaklah memiliki kandungan daging atau protein hewani secara utuh.

Baca juga:
4 Bodyguard Ini Piawai 5 Bahasa, Mahir Beladiri dan Ganteng
3 Olahraga ini Bisa Dilakukan Sendirian, Cek Tipsnya
Kualitas Tidur Orang Indonesia Masih Rendah, Cek Solusi Ahli

Secara umum, Emilia tidak menyatakan bakso sebagai salah satu pilihan makanan yang bergizi tinggi. “Karena saya mengetahui, dalam proses pembuatan bakso akan semakin sedikit kualitas dagingnya.”

Dalam produk makanan olahan, menurut Emilia, makanan yang berprotein tinggi itu jika kandungan daging di dalamnya minimal 80 persen. “Mau daging ayam, sapi, ikan, apa saja. Bisa termasuk salah satu makanan berprotein hewani tinggi jika [kandungan dagingnya] mencapai 80 persen,” ucap Emilia.

Emilia memberi contoh alternatif makanan olahan lain seperti sosis atau nugget, misalnya. Sama seperti bakso, secara umum Emilia tidak menyarankan untuk mengganti asupan protein hewani Anda hanya dengan sosis ataupun nugget.

Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk memastikan kita mengkonsumsi bakso yang bergizi?

“Sayangnya, hingga saat ini yang bisa dilakukan adalah pemberian edukasi, baik dari pihak produsen(perusahaan) atau pemerintah, kepada masyarakat terkait kandungan gizi pada bakso,” ucap Emilia.

Terlebih, pengecekan komposisi kandungan pada tiap kemasan produk makanan, menurut Emilia tidaklah cukup menjamin.

Pada intinya, informasi mengenai pemenuhan gizi protein hewani masih sangat harus digencarkan kepada masyarakat. Selain itu, Emilia juga mengungkapkan jika Anda ragu terhadap produk olahan yang akan dikonsumsi seperti bakso, lebih baik konsumsi daging asli yang tidak melalui proses pengolahan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus