Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kunci Pilih Makanan Sehat, Teliti Cek Label

Pintar membaca label menjadi kunci awal memilih makanan sehat, bergizi, dan seimbang, khususnya dalam bentuk kemasan.

27 Juni 2023 | 19.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar nutrisi madya Direktorat Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Hera Nurlita, mengatakan pintar membaca label menjadi kunci awal memilih makanan sehat, bergizi, dan seimbang, khususnya dalam bentuk kemasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hampir semua makanan kita sudah ada labelnya. Dengan membaca label, diharapkan kita tahu berapa yang sudah kita makan, apa yang didapatkan dari makanan," jelasnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dalam label kemasan produk pangan, masyarakat antara lain bisa mengetahui jumlah gula, garam, dan lemak yang terkandung dan menyesuaikan konsumsinya dengan mengacu pada batasan maksimal asupan harian, yakni empat sendok makan gula, lima sendok makan per hari untuk minyak, dan 2.000 mg atau satu sendok teh garam.

Terigu terfortifikasi
Dari label, masyarakat juga dapat mengetahui produk terigu yang dipilih sudah terfortifikasi, ditambah zat gizi tertentu atau belum. Deputi Country Director Nutrition International Indonesia, Rozy Jafar, mengatakan tepung terigu terfortifikasi atau telah diperkaya dengan vitamin B1, vitamin B12, seng, asam folat, dan zat besi untuk mengurangi risiko anemia kekurangan zat besi, biasanya sudah dilabeli.

"Terigu Insha Allah semua sudah berlabel. Seringkali di pasar beli karungan lalu dikemas ulang lagi pakai plastik. Kalau ditemui, dijual di konsumen tidak berlabel, itu bisa lapor Badan POM," papar Rozy.

Berbicara manfaat, analisis yang dilakukan Nutrition International menunjukkan fortifikasi tepung terigu bertujuan untuk mengurangi anemia akibat kekurangan zat besi sebesar 7,2-9,9 persen dan kekurangan seng sebesar 15,6-21,6 persen per tahun pada anak-anak dan orang dewasa dari 2023 hingga 2032.

Selanjutnya, melalui program fortifikasi tepung terigu, sekitar 45 juta kasus anemia kekurangan zat besi dan seng di Indonesia dapat dicegah dan angka cacat lahir akibat kekurangan asam folat dapat dikurangi 25 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus