Mengurangi konsumsi garam bisa mengurangi risiko terkena stroke dan serangan jantung. Di Inggris, misalnya, jika penduduknya bersedia mengurangi konsumsi garam dari sekitar 12 gram menjadi sekitar 3 gram per hari, diperkirakan lebih dari 52 ribu jiwa bisa diselamatkan setiap tahun.
Menulis di jurnal Hypertension, tim peneliti dari St. George's Hospital Medical School, London, mengungkapkan bahwa terlalu banyak memakan garam bisa menaikkan tekanan darah—faktor yang paling berisiko terhadap stroke dan serangan jantung. "Penelitian kami menunjukkan, semakin berkurang konsumsi garam, semakin berkurang tekanan darah," ujar Feng He, satu dari penulis makalah di jurnal itu.
Menurut tim peneliti, sedikit pengurangan konsumsi garam, sekitar 10 persen atau satu gram per hari saja, bisa menyelamatkan sekitar 6 ribu jiwa per tahun. Jika orang dewasa mengurangi konsumsi garam hingga 6 gram per hari—jumlah yang disarankan pemerintah setempat—lebih dari 35 ribu jiwa bisa diselamatkan per tahunnya. Jika pengurangan itu sampai 3 gram per hari, lebih dari 52 ribu nyawa bisa diselamatkan.
Kelompok kampanye yang terlibat dalam penelitian, Consensus Action on Salt and Health (CASH), mendesak industri makanan mengurangi kadar garam dalam produknya. Menurut mereka, ini cara termudah mengurangi konsumsi garam tanpa disadari penduduk Inggris. Maklum, sekitar 80 persen konsumsi garam berasal dari makanan olahan.
Juru bicara CASH, Graham MacGregor, mengatakan bahwa penurunan konsumsi garam harus secara maksimal sesuai dengan tuntutan kesehatan. Jadi, ukurannya bukan selera lidah konsumen atau keinginan produsen makanan. Target 6 gram per hari seperti dianjurkan Scientific Advisory Committee on Nutrition, komisi nasional Inggris yang menangani urusan gizi, masih bisa ditekan hingga 3 gram per hari. "Ini bisa mengurangi sepertiga kasus stroke dan seperempat kasus serangan jantung di Inggris," kata MacGregor.
Jajang Jamaludin (berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini