Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang memiliki kebiasaan buruk macam menggigit kuku, mengelupasi kulit bibir, mencabut rambut, atau menggaruk kulit, yang sulit dikontrol bisa jadi disebabkan oleh kondisi psikis. Dilansir dari akun twitter milik psikolog klinis Disya Arinda @disyarinda, ia membuat jalinan tentang bahaya dan penyebab kebiasaan yang merusak tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Body focus repetitive behaviors (BFRBs) adalah sebuah kondisi yang ditandai adanya dorongan intens untuk menggigit, menggaruk, dan mencabut bagian tubuh sendiri, biasanya berupa kuku, kulit, bibir, dan rambut secara berulang yang mengakibatkan luka pada tubuh. Sejauh ini masih belum ada riset tentang BFRBs, jadi masih belum jelas pasti penyebabnya. Tetapi, faktor-faktor risikonya antara lain adalah keturunan dan psikologis, seperti tercantum pada buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum ada diagnosis khusus. Hanya saja ini masuk ke dalam kelompok gangguan yang berkaitan dengan obsessive-compulsive disorder (OCD). Meski demikian, BFRBs dan OCD sebetulnya berbeda. BFRBs juga seringkali berbeda dengan membahayakan diri sendiri.
Meski BFRBs dengan OCD berbeda, bukan tidak mungkin seseorang dengan OCD pun punya kecenderungan melakukan BFRBS, begitu pula orang yang suka membahayakan diri sendiri, mungkin muncul. BFRBs juga terbagi ke dalam beberapa tipe yang umum dikenali di ranah psikologi klinis.
Yang pertama BFRBs pada kuku, biasanya adalah onikofagia atau kebiasaan menggigit kuku dan onikotilomania atau kebiasaan mencabut kuku. Kemudian BFRBs pada kulit biasanya adalah dermatilomania (memencet jerawat/ kulit, menggaruk bekas luka atau area kulit yang sehat), dermatofagia (menggigit dan memakan kulit), biasanya kulit sekitar kuku tangan yang terkelupas atau kulit bibir yang kering.
BFRBs pada mulut biasanya adalah morsikatio bukarum (menggigit/mengunyah pipi bagian dalam) dan morsikatio linguarum (menggigit/mengunyah lidah). BFRBs pada rambut biasanya trikofagia (memakan/mengunyah rambut yang masih mengakar di kepala), trikotemnimania (memotong/mematahkan rambut dengan tangan sendiri), tricotilomania (mencabut rambut dari kulit kepala bahkan sampai botak).
BFRBs sebenarnya ada banyak, namun lebih jarang terjadi dibanding empat tipe di atas. Umumnya kebiasaan BFRBs dimulai sejak kecil (usia SD), ada yang bisa berhenti namun ada juga yang bertahan terus sampai dewasa. Secara psikologis, prilaku berulang ini sulit untuk dihentikan, seringkali menandakan adanya kecemasan.
BFRBs dilakukan sebagai upaya menurunkan kecemasaan, namun ini tidak sehat. Di sisi lain, kebiasaan ini mungkin dilakukan karena menimbulkan kepuasaan tertentu pada diri seseorang. Ketika cemas, mungkin kita merasa tidak bisa mengontrol situasi. BFRBs mungkin adalah manifestasi dari gangguan kecemasan. Jadi, untuk bisa pelan-pelan mengubah kebiasaan BFRBs ini, perlu diatasi juga kecemasannya. Kalau di psikoterapi, BFRBs ini masuk ke dalam targeted behavior, salah satu dari banyaknya elemen yang perlu diproses dalam terapi.