Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter

Hari Raya Idul Adha sebentar lagi, biasanya banyak sajian dari daging kambing. Amankah untuk penderita hipertensi?

18 Agustus 2018 | 10.39 WIB

Ilustrasi pria makan sate. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pria makan sate. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Raya Idul Adha sebentar lagi. Saat itu biasanya banyak sajian dari daging kambing. Amankah untuk penderita hipertensi?  Daging-daging tersebut biasanya kemudian diolah menjadi berbagai ragam makanan yang memiliki cita rasa nikmat, mulai dari sate, gulai, tengklek, hingga nasi kebuli.

Baca juga: Hipertensi Ditentukan oleh Tingkat Pengetahuan? Cek Surveinya

Tak sedikit masyarakat yang khawatir jika mengkonsumsi daging, terutama daging kambing dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi atau hipertensi. Hal tersebut rupanya dibantah oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Tunggul D. Situmorang.

“Itu harus diluruskan. Tidak ada di buku manapun yang mengatakan makan daging kambing menyebabkan hipertensi,” tegasnya.

Meski demikian dia mengingatkan agar para penggemar daging membatasi konsumsi agar tidak berlebihan. Pasalnya, daging merah memiliki jumlah kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi dan dikenal dapat meningkatkan kolesterol serta memicu penyakit jantung.
Ilustrasi daging panggang. Shutterstock
“Biasanya penyakit itu suka datang secara bersamaan. Hipertensi, kolesterol, diabeter mellitus, dan asam urat. Jadi tetap harus dibatasi,” tuturnya.

Lantas, mitos yang mengatakan bahwa konsumsi daging menyebabkan darah tinggi muncul dari mana? Ternyata hal ini dipicu oleh proses pengolahan dan penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing.

Bumbu penyedap makanan seperti garam dan mecin memiliki jumlah sodium dan natrium yang sangat tinggi. Apalagi dengan semakin banyak proses pengolahan maka akan semakin tinggi juga kandungan sodiumnya.

Dokter yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia ini mengatakan kandungan yang ada di dalam garam inilah menjadi penyebab utama tekanan darah tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan.
Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
“Faktor penyebab hipertensi jelas garam. Ketika ada orang yang terkena hipertensi dan tidak diketahui penyebabnya apa, itu pasti karena konsumsi garam berlebih.

Apalagi jika ada riwayat keluarga terkena hipertensi, ini dikatakan hipertensi primer. 90 persen penderita hipertensi karena hipertensi primer.”

Meski demikian, bukan berarti masyarakat tidak boleh mengkonsumsi garam sama sekali. Boleh saja, asalkan takarannya lebih dibatasi. Sebab, bagaimana pun kandungan sodium dan natrium pada garam masih dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) menganjurkan untuk membatasi konsumsi sodium 2.400mg atau sekitar 1 sendok teh garam per hari.

Baca: Obat Hipertensi Bisa Lindungi Ginjal? Tilik Keterangan Ahli

Adapun pasien hipertensi berat dianjurkan untuk melakukan diet rendah garam I dengan hanya mengonsumsi 200-400 miligram Natrium atau garam setiap harinya.

Sementara pasien hipertensi tidak berat dianjurkan melakukan diet rendah garam II dengan mengkonsumsi hanya 600-800 miligram atau sekitar setengah sendok teh garam setiap harinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus