Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Makanan yang Bantu Tingkatkan Fokus Saat Sarapan

Studi ungkapkan sejumlah makanan untuk sarapan yang tidak hanya dapat meningkatkan fokus, tapi juga membuat kenyang sepanjang hari.

7 November 2024 | 23.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita sarapan dengan sereal. Freepik.com/Gpointstudio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mengabaikan sarapan menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan banyak orang. Salah satu alasan utamanya adalah padatnya jadwal. Selain itu, makanan yang dipilih ketika sarapan pun tidak terlalu diperhatikan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Dairy Science, menemukan sejumlah makanan yang tidak hanya dapat meningkatkan fokus anda, tapi juga membuat kenyang sepanjang hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Studi itu meneliti bagaimana makanan berbeda yang dipilih saat sarapan dapat memengaruhi rasa kenyang, konsentrasi dan asupan kalori harian pada wanita. Temuan itu mengungkapkan diet tinggi protein berbasis susu paling efektif untuk meningkatkan rasa kenyang dan konsentrasi dibandingkan dengan makanan kaya karbohidrat atau melewatkan sarapan sama sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Studi epidemiologi dengan jelas menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dikaitkan dengan risiko kelebihan berat badan yang lebih tinggi, dan studi intervensi lainnya mencatat bahwa beberapa komponen dalam diet—kandungan protein, serat, dan kalsium yang rendah—dapat memiliki efek yang merugikan pada pengaturan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan sarapan dapat memengaruhi dampak kesehatan dari sarapan tersebut," kata peneliti utama Mette Hansen seperti dilansir Medical Daily pada Rabu 6 November 2024.

Dalam studi tersebut, para peneliti menguji apakah sarapan tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat membantu menurunkan asupan kalori di kemudian hari dan membuat orang merasa lebih kenyang lebih lama dibandingkan dengan melewatkan sarapan atau makan makanan tinggi karbohidrat. Para peneliti melakukan uji coba acak dengan 30 wanita muda berusia antara 18 hingga 30 tahun, yang kelebihan berat badan atau obesitas. Para peserta mengikuti diet dan tingkat aktivitas standar sehari sebelum setiap tes.

Selama studi mereka mengonsumsi sarapan kaya protein berupa yogurt dan oat atau makanan rendah protein dan tinggi karbohidrat berupa roti gandum utuh dengan selai raspberry dan jus apel. Kedua makanan tersebut memiliki kandungan energi, serat, dan lemak yang serupa. Sementara itu, kelompok kontrol sama sekali tidak sarapan, kecuali segelas air.

Para peneliti kemudian menghitung asupan energi peserta saat makan siang dan sepanjang hari serta mengukur nafsu makan mereka di antara waktu makan. Mereka juga mengambil sampel darah antara sarapan dan makan siang untuk menguji hormon pengatur nafsu makan, insulin, dan kadar glukosa.

Dari penelitian itu ditemukan bila para wanita muda yang berpartisipasi merasa lebih kenyang dan tidak terlalu lapar setelah sarapan berbahan dasar susu, berprotein tinggi, dan rendah karbohidrat dibandingkan dengan sarapan rendah protein, tinggi karbohidrat atau tidak sarapan sama sekali. "Namun, hal ini tidak berdampak signifikan pada hormon usus atau asupan kalori keseluruhan mereka untuk hari itu, yang menunjukkan bahwa sarapan berprotein tinggi mungkin bukan solusi penurunan berat badan dengan sendirinya," kata Hansen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus