Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur menjadi kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk kesehatan tubuh dan otak. Saat tidur, tubuh memperbaiki diri sehingga otak dan tubuh berfungsi maksimal saat bangun. Tidur yang cukup dan berkualitas faktor penting menjaga kesehatan fisik dan mental.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kurang tidur bisa menyebabkan masalah serius bagi kesehatan. Tak hanya membuat tubuh terasa lemas, kurang tidur juga memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala.
Risiko Kurang Tidur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari Medical News Today, tidur berkualitas yang cukup akan mencegah dan mengurangi sakit kepala. Kurang tidur bertaut dengan berbagai jenis sakit kepala.
Laporan dari Missouri State University pada 2011 menunjukkan, kurang tidur rapid eye movement atau REM berkaitan dengan sakit kepala yang lebih parah. REM fase tidur yang penting yang terjadi dalam interval 90 menit hingga 120 menit.
Fase ini dinamakan tidur REM, karena adanya gerak mata yang cepat. Fase tidur REM ditandai peningkatan mimpi, gerak tubuh. pernapasan cepat, peningkatan denyut jantung Kurang tidur meningkatkan produksi protein dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit. Protein ini menurunkan ambang batas tubuh, sehingga merasakan nyeri dan memicu sakit kepala atau migrain.
Dikutip dari publikasi Sleep Disturbances in Tension-type Headache and Migraine, masalah tidur memicu sakit kepala tegang dan serangan migrain yang mengganggu pola tidur. Hubungan ini tersebab struktur otak dan mekanisme dalam tidur dan sakit kepala. Kurang tidur berhubungan dengan sakit kepala dan depresi.
Pilihan Editor: Bagaimana Kurang Tidur Memicu Kemarahan?