Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengapa Penderita Diabetes Melitus Tak Disarankan Makan Bubur?

Bubur memang menu sarapan yang familiar di Indonesia. Namun sayang, hidangan ini sangat tidak disarankan untuk penderita diabetes melitus. Mengapa?

26 Juni 2021 | 06.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bubur. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bubur memang menu sarapan yang sangat familiar di Indonesia. Namun sayang, hidangan nasi satu ini sangat tidak disarankan untuk penderita diabetes mellitus. Mengapa?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Begini alasannya, kadar gula yang terdapat dalam semangkuk bubur sangatlah tinggi dibandingkan sumber karbohidrat lainnya. Faktanya dibandingkan nasi, tekstur bubur yang lembut membuatnya lebih cepat diproses oleh tubuh jadi gula. Bubur juga memiliki indeks glikemik tinggi, yakni 90.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Artinya makanan dengan indeks glikemik tinggi akan berdampak meningkatkan kadar gula dalam darah melonjak secara cepat. Untuk itu, penderita diabetes mellitus perlu berpikir ulang jika hendak mengonsumsi olahan nasi tersebut.

Kondisi diabetes mellitus sendiri adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Perlu perhatian khusus untuk menjaga pola makan sehat agar gula darah bisa dikontrol.

Bila diabetes tidak dikendalikan, bisa memicu beragam komplikasi serius seperti gangguan jantung, stroke, gangguan ginjal, kaki diabetes, hingga gangguan mata. 

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus