Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenai 16 Pakaian Adat Jawa dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta

Pakaian adat Jawa adalah salah satu identitas budaya yang sarat dengan nilai warisan tradisi. Ini 16 pakaian adat dari Jawa Tengah hingga Yogyakarta.

20 Desember 2024 | 17.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakaian adat Jawa adalah salah satu identitas budaya yang sarat dengan nilai-nilai warisan tradisi. Seperti diketahui, Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman dan kebudayaan. Hal ini kemudian melahirkan berbagai elemen yang menjadi bagian dari budaya, seperti pakaian adat khas suatu budaya atau daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang dihuni oleh beragam suku dengan berbagai budaya yang berbeda. Di antaranya adalah Suku Jawa yang menjadi suku bangsa terbesar di Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari jurnal yang dirilis repository Universitas Negeri Jakarta, Suku Jawa ini berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lantas, apa saja pakaian adat Jawa yang menjadi identitas budaya dari Suku Jawa? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Pakaian Adat Jawa Tengah

Melansir dari Antara, pakaian adat Jawa Tengah tidak hanya dipakai dalam upacara adat atau perayaan saja. 

Melainkan menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Berikut ini beberapa pakaian adat dari Jawa Tengah.

1. Batik

Batik adalah salah satu warisan budaya yang erat dengan masyarakat Jawa Tengah. Sejak tahun 1586, batik mulai disebarluaskan dari Surakarta, dan kini diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Tiap motif batik memiliki filosofi tersendiri terkait kehidupan masyarakatnya. Terdapat beberapa motif batik khas Jawa Tengah, mulai dari batik cakar ayam, batik sido wirasat, dan batik sido asih.

2. Kebaya Jawa Tengah

Kebaya merupakan busana adat wanita yang dibuat dari kain tipis bermotif bordir. Umumnya dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan, kebaya khas Jawa Tengah dominan berwarna gelap seperti hitam. 

Filosofi dari kebaya ini adalah melambangkan keanggunan, kesederhanaan, kesopanan, dan ketaatan. Wanita yang mengenakan kebaya dianggap memiliki budi pekerti luhur, menjaga martabat, dan kehormatan diri serta keluarga.

3. Beskap

Pakaian adat Jawa yang satu ini adalah pakaian adat pria berupa atasan hitam dengan kerah lurus tanpa lipatan. 

Biasanya dipakai dalam upacara adat seperti pernikahan, dipadukan dengan kain batik, blangkon, dan keris. Secara filosofis, beskap mencerminkan kehormatan, kewibawaan, dan tanggung jawab seorang pria sebagai pemimpin yang bijaksana.

4. Surjan

Pakaian adat Jawa pria lainnya adalah Surjan. Busana ini memiliki motif khas berupa garis coklat dan hitam. Surjan dilengkapi kantong saku dan dikenakan dengan kain batik serta blangkon. Pakaian ini mencerminkan jiwa luhur pria Jawa.

5. Basahan 

Baju adat ini kerap digunakan dalam upacara-upacara adat, khususnya upacara pernikahan. Umumnya, baju ini dipakai dalam ritual siraman atau prosesi pembersihan diri yang dilakukan sebelum pernikahan.

Basahan memiliki tampilan yang lebih sederhana, namun tetap mengandung makna filosofi yang mendalam, yakni kesucian, keagungan, dan kesederhanaan, dan sakralnya pernikahan.

6. Jawi Jangkep

Mengutip dari laman Knitto, Jawi Jangkep adalah pakaian adat khas Jawa Tengah yang dikenakan oleh pria dalam berbagai acara penting seperti upacara adat dan pernikahan. Busana ini terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu beskap sebagai atasan, jarik sebagai bawahan, blangkon sebagai penutup kepala, dan keris yang disematkan sebagai pelengkap simbolis.

7. Kanigaran

Busana adat yang satu ini kerap menjadi pilihan untuk dipakai dalam acara pernikahan adat Jawa. Khususnya di kalangan keturunan Keraton Surakarta. 

Pakaian Adat Jawa Timur

1. Baju Pesa'an Madura

Pesa'an adalah pakaian adat khas Madura, wilayah bagian dari Jawa Timur, yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, upacara adat, atau acara resmi sebagai simbol budaya Madura dan Jawa Timur. Busana ini terdiri dari atasan longgar, celana hitam hingga mata kaki, serta ikat kepala bermotif batik khas Madura yang disebut odheng.

2. Pakaian Cak dan Ning

Pakaian Cak dan Ning dikenakan berpasangan, dengan istilah "Cak" untuk pria dan "Ning" untuk wanita. Kostum ini sering tampil dalam festival budaya atau acara adat sebagai identitas Jawa Timur. 

Busana Cak mencakup atasan sederhana seperti beskap, celana panjang, sarung batik, odheng, dan aksesoris keris. Sedangkan Ning memakai kebaya yang dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan.

3. Kebaya Rancongan

Kebaya Rancongan memiliki desain khas yang pas di badan, dipadukan dengan rok songket dan renda. Busana ini mencerminkan karakter wanita Madura yang sederhana, percaya diri, tangguh, dan kuat, berbeda dari kebaya lain di Jawa.

4. Baju Mantenan

Baju Mantenan adalah busana pengantin tradisional Jawa Timur, dengan makna filosofis tentang tradisi pernikahan. 

Pengantin wanita mengenakan kebaya elegan, biasanya hitam dengan bordir emas dan payet yang mewah. Sedangkan pengantin pria memakai beskap gelap bermotif emas, dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan, serta dilengkapi blangkon dan keris sebagai aksesoris.

Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta

Melansir dari laman Pemerintah Provinsi Yogyakarta, berikut beberapa pakaian adat Jawa dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Kebaya Yogyakarta

Kebaya Yogyakarta adalah pakaian tradisional yang dikenal anggun dan dulu dikenakan oleh perempuan bangsawan. Pakaian ini menjadi simbol keindahan budaya dan status sosial perempuan di Jawa.

2. Surjan

Surjan adalah busana pria berupa kemeja lengan panjang bermotif garis vertikal gelap dan sering terbuat dari kain tebal. 

Ada juga surjan ontrokusuma yang bermotif bunga dan terbuat dari kain sutra. Biasanya surjan jenis ini dipakai pejabat dan kalangan bangsawan keraton. Ketika dikenakan, surjan dipadukan dengan jarik dan blangkon.

3. Pinjung

Pinjung adalah kain penutup tubuh hingga dada yang digunakan oleh Abdi Dalem Keraton. Biasanya kain pinjungan dilengkapi dengan kemben atau kain penutup dada. Selain itu, bisa juga dipadukan dengan baju batik atau lurik sebagai penutup terluar.

4. Busana Pranakan

Busana pranakan merupakan pakaian dinas harian Abdi Dalem pria, terinspirasi dari busana santri putri di Banten. Pakaian ini mencerminkan adaptasi budaya dalam lingkungan keraton.

5. Janggan Hitam

Janggan hitam adalah busana Abdi Dalem perempuan berbentuk seperti surjan dengan warna hitam. Ciri khasnya adalah kancing yang menutupi leher, memberikan kesan formal dan elegan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus