Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Ampo, Camilan Unik Asal Tuban yang Terbuat dari Tanah Liat

Camilan Ampo khas dari Tuban, Jawa Timur, tersebut dibuat dengan bahan dasar tanah liat..

19 Juni 2021 | 16.11 WIB

Warga membuat kue kuping gajah di Jakarta, Rabu 6 Mei 2020. Kue dengan motif istimewa menyerupai motif batik dinamakan kue kuping gajah karena bentuk kuenya yang unik, tipis, dan bulat melebar, menyerupai bentuk kuping gajah. Kue kuping gajah merupakan salah satu kue tradisional asli Indonesia yang cukup populer, yang cocok disajikan sebagai camilan di saat santai. Kue kuping gajah juga sering disajikan sebagai kue kering lebaran untuk para kerabat dan tamu saat kunjungan silahturahmi di hari raya Idul Fitri. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Warga membuat kue kuping gajah di Jakarta, Rabu 6 Mei 2020. Kue dengan motif istimewa menyerupai motif batik dinamakan kue kuping gajah karena bentuk kuenya yang unik, tipis, dan bulat melebar, menyerupai bentuk kuping gajah. Kue kuping gajah merupakan salah satu kue tradisional asli Indonesia yang cukup populer, yang cocok disajikan sebagai camilan di saat santai. Kue kuping gajah juga sering disajikan sebagai kue kering lebaran untuk para kerabat dan tamu saat kunjungan silahturahmi di hari raya Idul Fitri. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Makanan ini boleh dibilang sangat unik dibanding kebanyakan kuliner yang ada di Indonesia. Namanya Ampo. Camilan khas dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tersebut dibuat dengan bahan dasar tanah liat.

Proses pembuatannya cukup mudah dan sangat sederhana. Awalnya tanah liat diberi air secukupnya sehingga dapat diuleni sampai bertekstur kalis. Kemudian dilanjutkan dengan memukul permukaan adonan sampai berbentuk kubus.

Saat bentuknya sudah terlihat, bagian permukaan dikeruk dengan menggunakan sebilah bambu sehingga adonan tersebut terpilin. Selanjutnya adonan yang terpilin itu dilakukan proses pengasapan.

Ampo memiliki rasa yang gurih sehingga banyak disukai masyarakat setempat. Kegemaran mengonsumsi makanan berbahan dasar tanah liat sudah jadi kebiasaan lama masyarakat yang tinggal di kawasan tropis atau disebut geofagi.

Para geofagi biasanya menggunakan jenis tanah liat bentonit yang diyakini sebagai obat alternatif yang bisa menyebuhkan diare, gatal-gatal, dan demam. Dikutip dari Jurnal International Iranian of Journal  Publik Health, bentonit merupakan tanah liat phyllosilicate aluminium penyerap dan telah terbukti bertindak sebagai agen detoksifikasi.

Sifat poli kationiknya yang mengarah pada penyerapan racun muatan negatif pada satu percobaan bahan kimia beracun penyebab kanker yang bersifat aflatoksin, mampu direduksi oleh bentonit hingga  66 persen.

TIKA AYU

Baca: Ayo Jajal Tujuh Makanan Khas Jawa Timur Ini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus