Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mendatangkan ratusan vial Fomepizole sebagai obat penawar gagal ginjal akut. Rencana tersebut didasari atas temuan bahwa 90 persen pasien yang menerima Fomepizole memiliki kondisi yang semakin baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa itu Fomepizole?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari situs Drugbank, Fomepizole merupakan penghambat alkohol yang digunakan sebagai penangkal kasus keracunan metanol atau etilen glikol yang dikonfirmasi atau dicurigai.
Di Indonesia, sampai saat ini pemerintah belum dapat memastikan penyebab peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak belakangan ini. Namun, kandungan etilen glikol dan dietilen glikol pada obat cair inilah yang diduga menjadi penyebab utamanya.
Bagaimana Cara Kerja Fomepizole?
Merujuk situs RX List, Fomepizole bekerja dengan cara memblokir pembentukan metabolit beracun dalam tubuh.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa keracunan etilen glikol atau metanol berpotensi menyebabkan akumulasi metabolit beracun dalam tubuh, termasuk penimbunan asam glikolat dan asam format.
Secara medis, metabolit merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh proses metabolisme, yaitu pertukaran zat pada makhluk hidup baik secara fisis maupun kimiawi guna mempertahankan kelangsungan hidup.
Dalam hal ini, jumlah metabolit berlebih akan memunculkan metabolit toksik atau beracun. Apabila ditambah oleh keracunan etilen glikol, pasien setidaknya akan segera merasakan mual-mual, muntah, kebutaan, hingga kematian.
Terlebih lagi, menurut RX List, penanganan terhadap keracunan etilen glikol, seperti gagal ginjal akut sering kali terlambat. Sebab, diagnosis untuk keracunan ini tergolong sulit karena konsentrasi etilen yang biasanya berkurang dalam darah akibat proses metabolisme.
Efek Samping Pemberian Fomepizole
Walaupun Fomepizole ditujukan untuk meredakan penyakit gagal ginjal akut, obat ini tidak lepas dari sejumlah efek samping.
Merujuk laman RX List, apabila penggunaan Fomepizole tidak sesuai anjuran dokter, obat ini justru berpotensi menyebabkan ruam kulit ringan, sakit maag, diare, kehilangan selera makan, perasaan mabuk, telinga berdenging, hingga muncul rasa logam pada mulut.
RX List menyebut bahwa takaran aman Fomepizole adalah 15 miligram per berat badan pasien dalam kilogram. Dosis ini perlu diikuti dengan takaran 10 miligram per kilogram setiap 12 jam untuk 4 dosis.
Kemudian, dosis Fomepizole sebesar 15 miligram per kilogram setiap 12 jam setelahnya diberikan kembali hingga konsentrasi etilen glikol tidak terdeteksi atau berkurang hingga di bawah 20 miligram per desiliter dan tingkat keasaman atau pH pasien pada rentang normal.
Kendati demikian, Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi Fomepizole secara mandiri. Di Indonesia, penggunaan Fomepizole untuk penanganan kasus gagal ginjal akut merupakan hasil rekomendasi dari WHO atau Badan Kesehatan Dunia. Karena itu, Anda diimbau untuk menggunakan Fomepizole di bawah pengawasan tenaga kesehatan terlatih.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN