Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Istilah Generasi Strawberry, Ciri-Ciri, dan Penyebabnya

Selain generasi sandwich, ada juga istilah generasi strawberry. Berikut ini pengertian generasi strawberry, ciri-ciri, serta penyebab munculnya.

17 Oktober 2024 | 20.08 WIB

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Perbesar
Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, banyak bermunculan istilah unik yang dipakai untuk menamakan suatu generasi. Selain generasi sandwich, muncul lagi istilah yang sering terdengar yakni generasi strawberry. Sebenarnya, apa itu generasi strawberry? Berikut pengertian, ciri-ciri, dan penyebabnya. 

Pengertian Generasi strawberry 

Generasi strawberry adalah istilah yang menggambarkan generasi muda saat ini. Mereka umumnya penuh ide dan kreativitas, tetapi mudah goyah di bawah tekanan, layaknya buah stroberi yang tampak indah namun mudah hancur jika diinjak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut ycabfoundation.org, istilah ini pertama kali muncul di Taiwan pada tahun 80-an. Generasi strawberry dianggap seperti stroberi yang terlihat bagus dari luar, tetapi mudah memar. Artinya, mereka sering menyerah saat menghadapi tekanan sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seperti stroberi yang sering disebut sebagai “buah semu”, sebenarnya tidak ada batasan usia pasti siapa saja generasi yang disebut sebagai generasi strawberry. Istilah ini lebih disematkan pada karakteristik, bukan soal tahun kelahiran yang sangat spesifik.

Ciri-Ciri Generasi Strawberry

Dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation, Prof. Rhenald Kasali menggambarkan generasi ini sebagai kelompok yang memiliki banyak ide brilian dan tingkat kreativitas yang tinggi. Namun, mereka sering dianggap mudah menyerah, gampang terluka, lamban, egois, dan pesimis terhadap masa depan.

Rhenald Kasali, baik dalam bukunya maupun kuliah online di YouTube, juga menyebut generasi stroberi sebagai generasi yang penuh gagasan kreatif, tetapi mudah menyerah dan rentan terhadap kritik.

Contoh nyata dari generasi ini bisa dilihat di media sosial, di mana banyak anak muda berbagi konten kreatif namun juga sering mencurahkan rasa cemas, sedih, dan stres. 

Bahkan, lelucon tentang generasi ini sering muncul, seperti dianggap kurang tahan banting di dunia kerja dan sering mencari "healing" untuk mengatasi tekanan.

Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

Menurut Rhenald Kasali, ada empat hal yang memicu tumbuhnya generasi strawberry di Indonesia, diantaranya sebagai berikut. 

1. Diagnosis Diri Dini

Di era media sosial yang masif, informasi menjadi sangat mudah diakses. Namun, kemudahan ini sering kali membuat generasi yang akrab dengan teknologi belum bijak dalam menyaring informasi. 

Mereka cenderung mencocokkan informasi yang didapat dengan kondisi diri sendiri. Jika merasa cocok, mereka bisa merasa tertekan, stres, atau bahkan depresi—padahal diagnosis resmi dari dokter belum ada.

2. Pengaruh Pemahaman Orang Tua yang Kurang  

Orang tua sekarang memiliki akses ke informasi melalui media sosial. Hal ini mengubah pola asuh dan terkadang membuat orang tua kurang paham akan informasi yang mereka temui. 

Sebagai contoh, semakin banyak orang tua yang menyebut anak mereka "moody." Seiring waktu, anak-anak ini mungkin akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya sebagai pribadi yang sering mengalami perubahan suasana hati.

3. Karakteristik Generasi

Setiap generasi dibentuk oleh lingkungannya, dan generasi saat ini tumbuh bersama teknologi yang sangat pesat serta orang tua yang ingin memberikan yang terbaik. 

Lingkungan ini membentuk generasi yang mungkin lebih cenderung menghindari kesulitan atau menyerah dengan alasan kesehatan mental.

4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Menurut Rhenald Kasali, orang tua zaman sekarang hidup dalam kondisi yang lebih sejahtera dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka pernah merasakan masa sulit dan tak ingin anak-anak mereka mengalami hal yang sama.

Pada keluarga yang sejahtera, orang tua cenderung memenuhi permintaan anak. Mereka juga kerap menggantikan waktu yang kurang dengan memberi materi. 

Pola asuh ini bisa membuat anak-anak tumbuh tanpa dorongan untuk berusaha lebih keras, sehingga kurang terbiasa menghadapi tekanan di lingkungan sosial.

Putri Indy Shafarina berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus