Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Perbedaan KIPI Berat dan Ringan, serta Cara Mengatasinya

Efek vaksinasi yang dialami tiap orang berbeda. Umumnya, KIPI terjadi sementara waktu, bergejala ringan, serta akan hilang sendirinya tanpa pengobatan

8 Agustus 2021 | 18.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 yang diselenggarakan di Mbloc Space, Jakarta, Sabtu, 7 Agustus 2021. Vaksinasi Covid-19 yang bertajuk 'Creative Vaccine Nation' itu menyasar para pekerja industri kreatif, para pekerja, serta pengunjung Mbloc Space untuk mengerjar target 2 juta dosis vaksinasi per hari vaksinasi di seluruh Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan bentuk respon tubuh ketika menerima vaksin. Efek vaksinasi yang dialami tiap orang berbeda. Umumnya, KIPI terjadi sementara waktu, bergejala ringan, serta akan hilang sendirinya tanpa pengobatan.

Mengutip laman resmi Dinas Kesehatan Klaten, dinkes.klatenkab.go.id, gejala KIPI dapat dibagi mulai dari ringan hingga berat. Gejala ringan cenderung bersifat lokal, mudah diatasi dan bisa hilang dengan sendirinya seperti demam, pusing maupun nyeri. Sementara gejala berat biasanya seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi namun tidak berlangsung lama.

Melansir corona.jakarta.go.id, KIPI diklasifikasikan dalam lima kategori berdasarkan penyebabnya.

Pertama, reaksi KIPI terkait komponen vaksin yang digunakan. KIPI yang terjadi dalam kategori ini disebabkan oleh satu atau beberapa komponen yang terkandung di dalam vaksin. Komponen-komponen vaksin antara lain antigen, adjuvan, antibiotik, dan bahan pengawet (stabilizer dan preservatives).

Kedua, reaksi KIPI berdasarkan cacat mutu vaksin termasuk penggunaan alat untuk pemberian vaksin yang disediakan produsen.

Ketiga, reaksi KIPI akibat kesalahan prosedur. Cara pelarutan vaksin dan pemberian yang salah menjadi penyebab kategori ini. Contohnya jarum yang masuk ke dalam vial untuk mengambil vaksin tidak steril.

Keempat, reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik. KIPI ini terjadi karena penerima vaksin cemas saat atau sesudah pemberian vaksin.

Terakhir, kejadian koinsiden. Situasi ini disebut sebagai asosiasi temporal, yaitu dua atau lebih kejadian yang terjadi bersamaan.  Contoh kejadian pertama bisa jadi berhubungan atau tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya.

Jika mengalami reaksi KIPI ringan, seseroang yang sudah divaksin dianjurkan beristirahat dan jika dibutuhkan, meminum obat penurun panas (sesuai dosis yang dianjurkan) serta perbanyak minum air putih.

Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.

Sedangkan Jika KIPI terjadi lebih dari tiga hari dan mengalami reaksi yang berat, segera menghubungi petugas kesehatan atau pada kontak yang tertera pada kartu vaksinasi, dan situs web pelaporan KIPI yang disediakan Kementerian Kesehatan di keamananvaksin.kemkes.go.id.

GERIN RIO PRANATA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus