Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengenal Sensitivitas Suara Kebisingan, Efek dan Cara Mengelolanya

Sensitivitas kebisingan membuat seseorang menjadi merasa tidak nyaman, hal tersebut akan berdampak dimana penderitanya akan mengalami Hyperacusis dan Misophonia

13 September 2023 | 19.59 WIB

Ilustrasi Pita suara. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi Pita suara. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi seseorang yang sensitif terkadang sangatlah tidak mengenakkan, seperti kesenangan. sensitif terhadap suara berisik kebisingan dapat memicu stres dan juga kecemasan pada sebagian orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Dr Jenny Loo dari National University Hospital, terdapat sekitar 2 ataupun 3 pasien per tahun yang mengeluhkan mengenai sensitivitas kebisingan namun bisa jadi ada lebih banyak pasien di luar sana yang tidak meminta pertolongan pada ahli kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sensitivitas kebisingan tidak terjadi secara terus-menerus sepanjang hari sebab sensitivitas tersebut terkadang dipicu oleh suara-suara tertentu yang bernada tinggi dan melengking. Saat orang tersebut menjauh dari sumber kebisingan sensitivitasnya juga akan terhenti. 

Ada dua kondisi yang disebabkan oleh sensitivitas kebisingan yaitu Hyperacusis dan Misophonia. menurut Jennifer Lee, Hyperacusis merupakan gangguan presepsi pada kebisingan, dan membuat seseorang menjadi sensitif terhadap suara normal, suara yang terdengar normal ini akan terdengar keras bagi penderita Hyperacusis. Sedangkan Misophonia adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman pada suara tertentu seperti suara orang mengunyah, bernafas, bersiul dan lainnya. 

Sensitivitas kebisingan tidak dapat dicegah karena kondisi ini biasanya terjadi secara alamiah, namun beberapa orang terkadang mengelola sensitivitas kebisingan mereka dengan menutup telinga menggunakan earphone. hal tersebut adalah tindakan yang salah karena malah akan membuat telinga menjadi lebih sensitif terhadap kebisingan suara normal.

Jennifer Lee mengatakan, sebaiknya untuk mengelola sensitivitas kebisingan dapat dilakukan secara bertahap dengan menerima atau beradaptasi dengan suara - suara yang ada di lingkungan.

Meskipun para penderita sensitivitas kebisingan ini berusaha untuk menghindari diri dari lingkungan yang bising dan ramai. Mereka tetap harus beradaptasi kembali dengan suara yang ada selama sehari-hari. Sedikit demi sedikit untuk mengurangi sensitivitas. 

Anda bisa mulai dengan tingkat suara yang rendah atau nyaman pada telinga Anda, kemudian tingkatkan ke suara yang keras atau tidak nyaman untuk telinga Anda. Sesuaikan diri dengan suara tersebut sebelum melanjutkan ke tingkat yang lebih jauh.

Cobalah langkah-langkah ini dengan jenis suara yang berbeda, karena toleransi Anda terhadap suara bernada tinggi dan rendah mungkin berbeda. Jika Anda berada di tempat umum seperti cafe atau restoran, usahakan mencari tempat duduk yang tenang seperti jauh dari dapur atau meja yang terdiri dari banyak orang. Kemudian dalam situasi dimana Anda tidak dapat mengendalikan kebisingan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah menjauh dari sumber kebisingan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus