Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Urban farming salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan. Aktivitas ini bisa menjadi strategi ketahanan pangan dan hobi yang menyenangkan.
Apa itu urban farming?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk publikasi Intensify Urban Farming, Grow Crops in the City (2010), urban farming konsep pertanian, perkebunan, atau peternakan memanfaatkan lahan terbatas. Kegiatan ini biasanya dilakukan di wilayah perkotaan. Itu sebabnya, urban farming disebut juga pertanian kota.
Kegiatan menanam urban farming beragam, antara lain hidroponik, vertikal farming, roof garden, aeroponik dan aquaponik. Adapun untuk peternakan biasanya budi daya ikan dalam ember. Kegiatan urban farming tidak membutuhkan lahan yang luas seperti pertanian di pedesaan.
Urban farming berkembang sebagai respons dari banyak masalah yang berkaitan
dengan kehidupan di perkotaan yang tak ada lahan pertanian. Budi daya tanaman sayuran bisa dilakukan di perkotaan menggunakan lahan yang terbatas.
Dikutip dari buku Urban Farming untuk Ketahanan Pangan, berdasarkan skala produksi, urban farming bersifat subsisten dan komersial. Subsisten adalah pertanian swasembada untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan kolektif atau keluarga. Adapun komersial pertanian untuk memenuhi kebutuhan perdagangan.
Urban farming dinilai bisa membuka akses terhadap pangan yang murah, berkualitas dan bergizi, terutama untuk masyarakat dengan penghasilan rendah di perkotaan. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Mukhammad Faisol Amir menjelaskan, urban farming yang ada di Jakarta tanda kesadaran masyarakat perkotaan terhadap isu ketahanan pangan, dikutip dari Antara.
Meski belum melihat kegiatan itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dalam dampak besar, tapi urban farming tetap memberikan dampak positif. "Itu terutama terkait kesadaran praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan mendorong pemanfaatan teknologi dalam intensifikasi di lahan yang minim."
Pilihan Editor: Urban Farming, Alternatif untuk Jaga Ketahanan Pangan