KANKER adalah penyakit kemajuan. Demikian lebih kurang pendapat Sudarto Pringgoutomo, 54, ahli patologi anatomi yang dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran UI, 28 April lalu. Menurut dokter yang pernah memperdalam ilmu di Amerika Serikat dan Belanda itu,dengan semakin baiknya pelayanan kesehatan, serta semakin tingginya taraf hidup masyarakat, berbagai penyakit infeksi akan semakin dapat diatasi, sehingga golongan usia lanjut akan bertambah. Kata Sudarto, golongan umur yang paling banyak terkena kanker di atas 40 tahun. "Karena itu, penyakit kanker akan menonjol di Indonesia," katanya kepada Yulia S. Madjid dari TEMPO. Dalam pidato pengukuhannya, dia memperhitungkan pada tahun 1984 ini akan terdapat 158.000 penderita kanker baru. ini didasarkan pada "angka insiden minimum perkiraan kasar" yang dipakai Pusat Penelitian Kanker Departemen Kesehatan yang menyebutkan, terdapat 100 penderita kanker per 100.000 penduduk. Penduduk Indonesia sekarang tercatat 158 juta. Kanker, sebagai penyebab kematian, sekarang menempati urutan keenam, setelah infeksi saluran cerna anak-anak, infeksi saluran pernapasan, kecelakaan, sirosis hati, dan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Sementara itu, untuk kanker sendiri, kanker serviks (leher rahim) mencatat angka paling tinggi (16,8%), menyusul payudara (12,8%), kulit (7,9%), nasofarings (5,6%), kelenjar limfe (5%), dan ovarium (4,7%). Gambaran itu diperoleh dari catatan laboratorium patologi anatomi di Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang,Denpasar, Ujungpandang, dan Manado selama tiga tahun (1977-1979). Sekalipun penyebab kanker belum jelas dan penyembuhannya masih teka-teki, Sudarto beranggapan bahwa bertambah dini gejala penyakit kanker ditemukan, bertambah besar kemungkinan untuk menyembuhkannya. Dia memang mengakui,61% kanker serviks tidak menunjukkan gejala dini. "Tetapi penyakit ini dapat diketahui pada tingkat dini melalui pemeriksaan sitologi dan biopsi," katanya. Angka di tangannya cukup meyakinkan. Kalau ditemukan pada tingkat dini (stadium 0) kanker yang menyerang leher rahim itu bisa disembuhkan dengan tingkat-keberhasilan "mendekati 100%". Kalau pada tingkat stadium I, kesembuhan 80-90%, stadium II 50-60%, stadium III 25-30%. Sedangkan kalau sudah stadium IV, cuma 5-10%. Ada sederet penyebab yang dia sebutkan sebagai pencetus kanker Ieher rahim itu. Antara lain kawin muda, sering berganti partner, dan kurang menjaga kebersihan. Dia menganjurkan wanita yang kawin muda mulai melakukan pemeriksaan pap smear (apus vagina) secara berkala sejak usia tiga puluh. Menurut Sudarto, masa haid yang berkepanjangan kemungkinan merupakan gejala dini kanker leher rahim. Begitu pula keputihan ringan terus-menerus. Atau terjadi pendarahan ringan setelah sanggama. Jenis kanker ini yang paling gampang diketahui. "Karena gejala keluarnya darah yang tidak normal atau keputihan yang terus-menerus," kata Suriadi Gunawan, dari Pusat Penelitian Kanker Departemen Kesehatan, yang mengamati data-data yang masuk dari berbagai laboratorium patologi anatomi di berbagai kota,sebagaimana yang dikutip Sudarto dalam pidato pengukuhannya. Suriadi sendiri kelihatannya tidak setuju untuk menyebutkan kanker leher rahim sebagai yang paling top dan deretan Jenis kanker yang terdapat di Indonesia. "Yang paling sering ditemui dalam pemeriksaan patologi adalah Jenis serviks. Tetapi ini tidak berarti jenis kanker ini yang paling banyak terdapat di masyarakat. Melainkan karena mudahnya diperiksa,"katanya. Menurut Suriadi, data patologi sebenarnya bukan gambaran sesungguhnya tentang jumlah penderita kanker. "Karena ada beberapa jenis kanker yang cepat sekali metastase," ujarnya. Katanya, sampai sekarang ini belum pernah dilakukan riset tentang jumlah penderita kanker di Indonesia, bcrd.lsarkan penyebaran penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini