Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mindi, Penyembuh 30 Penyakit

Daun mindi yang sudah dikenal luas di pasaran konon dapat menyembuhkan 30 macam penyakit, ternyata hanya bualan belaka, bahkan bisa membahayakan. daun tersebut belum terdaftar & diteliti secara tuntas.

4 Januari 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"AMBIL tujuh lembar godok, dengan segelas air putih, lalu minum," ujar Us-us, penjual daun mindi yang mangkal di persimpangan Proyek Senen, Jakarta. Ia, salah satu saja dari sekian banyak penjaja daun mindi, yang entah bagaimana belakangan tiba-tiba menjadi sangat populer - dan laku keras. "Bisa menyembuhkan macam-macam penyakit," ujar Us-us lagi, "terutama tekanan darah tinggi, Jantung, kencing manis, kencing batu." Us-us tak cuma membual dengan mulutnya ia juga membawa fotokopi selebaran, yang diketik rapi pada kertas folio. Pada fotokopi itu, wah, daun mindi disebutkan bisa menyembuhkan 30 macam penyakit. Tabel penyakit dilampirkan pada selebaran itu. Tidak tanggung-tanggung, daun mindi disebutkan bisa menyembuhkan, di antaranya, liver, kanker, tumor, alergi, maag, sifilis, dan leukemia. Satu ikat daun mindi itu dijual Us-us Rp 300. "Banyak yang beli, Bu," kata penjaja itu pada Indrayati dari TEMPO, "kalau sudah habis, juga kembali lagi." Us-us sendiri mengaku mulai menjual daun itu sejak awal bulan lalu. Minggu-minggu pertama ia menjual, daun yang katanya ajaib ini laku keras. "Bisa sampai empat ratus ikat," kata Us-us. Tapi, belakangan, kata pedagang yang mengaku cuma menjualkan punya orang ltu, omset penjual menurun sekali. "Sekarang ini, paling laku juga cuma seratus ikat," katanya. Ketika ditanya lebih jauh, Us-us mengaku tidak pernah tanya-tanya apakah pemakai daun mindi ini sembuh. "Jadi, kalau Ibu tidak percaya, jangan beli," katanya. Toh Us-us mengutarakan, daun ini populernya sudah luar biasa. Di hampir semua pasar, daun mindi dijual. Di Glodok, umpamanya, karena banyak yang mencari, harganya bisa mencapai Rp 500. Menurut Us-us lagi, daun ini diambil oleh pedagang besar di pelabuhan Merak karena daun ini cuma bisa tumbuh di pantai. "Dari pedagang besar itu, daun-daun mindi ini didrop ke pasar-pasar, seharga Rp 200," kata Us-us lagi. Demam daun mindi, yang sudah berlangsung hampir dua bulan itu, sudah pula tercium pihak-pihak yang berwenang. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan DKI Jakarta, dr. Soeharto Wiryowidagdo ketika ditemui sudah segera maklum apa yang akan ditanyakan. "Wah, penyakit yang diklaim bisa disembuhkan obat itu penyakit serius semua," katanya dengan nada kesal. "Di tangan dokter saja, penyakit-penyakit itu membutuhkan observasi dan pengobatan yang sangat teliti." Maka, ia menilai selebaran yang disertakan pada penjual daun mindi itu sangat gegabah dan merupakan penipuan yang kasar. "Saya mengimbau pada masyarakat agar jangan percaya pada selebaran itu," ujar pejabat kesehatan itu. Soeharto mengaku mendapat laporan perihal penyebaran daun mindi itu sekitar awal Desember. Ia kemudian dengan segera memerintahkan untuk mencari daun itu, dan langsung pula menginstrukslkan untuk membuat penelitian. "Mudah-mudahan sebelum tahun baru, hasilnya sudah ada, dan kita bisa melihat bahayanya dengan persis," katanya. Sementara itu, Dirjen POM Dr. Midian Sirait tak kalah kagetnya. Senada dengan Soeharto ia menyebutkan, jangan sembarangan percaya pada bualan penjual daun mindi. Bisa berbahaya. Midian menyebutkan pula, sudah meminta media massa untuk tidak membuat kesimpulan terlampau cepat, mengatakan daun mindi bisa untuk mengobati ini-itu. Midian juga menyatakan, selebaran itu sudah melangkahi peraturan. Sementara ini, paling tidak penyakit TBC, sifilis, dan kanker tidak dibenarkan diobati dengan obat-obat tradisional. "Daun mindi itu dalam literatur dikenal punya minyak atsiri secara tradisional, dikenal digunakan untuk penyakit kudis," tambah Midian, "tapi sudah pasti tidak untuk penyakit-penyakit berat." Namun, menurut Midian, untuk obat luar pun daun mindi sebaiknya jangan dipromosikan dulu karena sementara ini daun mindi belum didaftarkan di Ditjen POM. Itu berarti belum diteliti apa dampak sampingnya dan apa pula khasiatnya - misalnya ada. Ahli farmakologi Prof. Iwan Darmansjah juga cemas mendengar menyebarnya daun ajaib yang dikatakan bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. "Menemukan obat baru tidak mudah diperlukan penelitian yang lama, termasuk bagaimana efek sampingnya," ujar guru besar farmakologi Universitas Indonesia itu. Ia juga khawatir, daun mindi ini mirip desas-desus daun komfrey sekitar enam tahun lalu. Daun itu juga disebutkan bisa menyembuhkan penyakit darah tinggi dan kanker. Padahal, berdasar literatur diketahui dalam jumlah banyak malah menimbulkan tumor pada tikus. Jim Supangkat Laporan Indrayati, Yusroni, Ahmed (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus