Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mitos dan Fakta Kesuburan, Celana Dalam Pengaruhi Kesuburan Pria?

Beberapa orang menyarankan agar lebih baik menggunakan boxer daripada celana dalam demi kesuburan pria. Apakah itu mitos atau fakta?

3 Maret 2020 | 09.47 WIB

Ilustrasi sperma. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi sperma. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kesuburan pria dan wanita adalah suatu hal yang penting dimiliki setiap makhluk hidup. Sebab, kesuburan mendukung pembuahan sehingga berakhir memiliki keturunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sayangnya, masih banyak mitos dan fakta seputar kesuburan. Agar tidak salah pengertian, situs Times of India dan Health Line pun meluruskan empat informasi salah yang perlu diperbaiki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mitos pertama: Boxer lebih baik dari celana dalam

Tak sedikit orang percaya bahwa penggunaan celana dalam oleh para pria bisa menurunkan kesuburan. Alasannya, celana dalam lebih ketat sehingga membuat suhu panas di sekitar testis dan produksi sperma pun menjadi tak sehat.

Hal tersebut dibantah oleh berbagai penelitian. Salah satunya ada pada penelitian yang membandingkan suhu skrotum pria yang mengenakan boxer dan celana dalam. Hasilnya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya.

Mitos kedua: Usia tidak mempengaruhi kesuburan

Memang, banyak orang di sekitar kita yang mungkin berusia 50 bahkan 60 tahun masih bisa memiliki anak. Namun perlu dipahami bahwa itu tidak bisa diterapkan untuk setiap orang. Sebab, para ahli mengatakan bahwa kualitas sperma pasti mulai turun setelah seorang pria melewati usia 40 tahun.

Untungnya, penurunannya lambat dan bertahap. Meski begitu, ada pula beberapa kondisi kesehatan dapat menghambat produksi sperma. Misalnya, hernia atau turun berok.

Mitos ketiga: Sering masturbasi bisa menurunkan jumlah sperma

Sering masturbasi memang bisa menurunkan jumlah sperma. Namun, ia juga memperbaiki dan meningkatkan kualitas sperma itu sendiri. Sebab, ejakulasi yang jarang dilakukan bisa meningkatkan jumlah sperma mati. Padahal, para tenaga kesehatan mengatakan bahwa pasangan yang mencoba untuk hamil bisa mendapatkannya jika kualitas sperma baik dan segar.

Mitos keempat: Rileks bisa memperbaiki tingkat kesuburan

Relaksasi agar tidak stres memang sangat baik untuk meningkatkan kesuburan. Sayangnya, orang-orang yang pada dasarnya tidak subur atau mandul tak akan terpengaruh meski telah berusaha rileks. Sebab, ini merupakan suatu kondisi medis yang hanya bisa diatasi dengan pengobatan bersama ahli. Jika Anda memang memiliki masalah seperti infertilitas, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TIMESOFINDIA | HEALTHLINE

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus