Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Madu sering dijadikan alternatif pemanis makanan dan minuman yang dianggap lebih sehat karena mengandung indeks glikemik rendah. Banyaknya manfaat madu membuat komoditas itu rentan pemalsuan. Alih-alih ingin sehat, mengonsumsi madu palsu justru menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh, seperti diabetes, jantung, dan berbagai penyakit lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu cara untuk mengetahui keaslian madu secara ilmiah tentu dengan pengujian lab untuk mengetahui adanya enzim diastase. Keberadaan enzim diastase biasanya ditunjukkan dengan bukti gas dan busa pada madu. Agar tidak terjebak mitos keaslian madu yang sering beredar, simak tiga tips memeriksa keasliannya yang dijelaskan oleh Andoni Pridatama, pemilil merek Sarang Maduku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Madu asli tidak dikerubungi semut
Ini adalah salah satu cara menandakan keaslian madu yang salah. Kenyataannya, madu mengandung glukosa dan fruktosa yang pasti diminati semut meskipun tidak semua disukai semut karena setiap madu memiliki kandungan yang berbeda-beda, tergantung dari pohon sumber nektar di mana lebah penghasil madu mencari makan.
Madu asli tidak akan beku ketika dimasukkan dalam kulkas
Meski tidak cair seperti air, madu juga memiliki kandungan air yang tentu saja akan mengalami kristalisasi atau mengental jika disimpan dalam kulkas. Orang sering salah memahami kristalisasi madu sebagai madu palsu. Padahal, ini adalah reaksi alami madu ketika disimpan di kulkas dan bergantung pada seberapa tinggi kandungan fruktosanya.
Madu asli berwarna pekat dan tidak berubah warna
Warna madu tidak ada kaitannya dengan keaslian madu namun ada kaitan dengan sumber pohon nektar dan khasiatnya. Warna madu yang berasal dari nektar pohon mahoni misalnya, memiliki warna, kandungan, dan khasiat yang berbeda dari madu yang dihasilkan pohon randu. Masyarakat terkadang juga sering salah memahami perbedaan antara madu mentah (raw honey) dan olahan. Madu mentah diambil langsung dari madu hutan liar atau peternakan dan tidak dilakukan proses pasteurisasi seperti pada produk Sarang Maduku.
Sarang Maduku khusus menghasilkan madu mentah yang diproses secara higienis dengan 2-3 kali penyaringan dan tidak menambahkan bahan apapun sehingga tidak memiliki batas kadaluarsa dan aman disimpan dalam jangka waktu lama pada suhu ruangan. Untuk menjaga keaslian dan kualitasnya, Sarang Maduku mengambil langsung dari peternak lokal di daerah Pati (Jawa Tengah), Pasuruan (Jawa Timur), Sumba (Nusa Tenggara Barat), dan Riau (Sumatera).