Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai cara dilakukan agar tidak mengantuk saat mengemudi seperti menyalakan radio atau minum kopi atau teh. Namun kebiasaan tersebut bisa jadi gejala sleep apnea obstruktif (OSA), menurut penelitian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu dari lima orang diperkirakan mengalami OSA tapi mayoritas tak menyadarinya. Gejala terlihat saat penderita tertidur, seperti mendengkur, sulit bernapas, dan suara seperti tercekik. Di siang hari, penderita mungkin merasa sangat lelah, susah berkonsentrasi, perubahan suasana hati, dan pusing sat bangun tidur. Karena gejala-gejala tersebut, orang dengan OSA yang dibiarkan tak diobati berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan di jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti mengatakan bahwa bertanya kepada para pengemudi strategi mereka untuk tetap terjaga di jalan bisa membantu mengetahui apakah orang menderita OSA, yang berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan di jalan.
"Satu dari lima tabrakan di jalan disebabkan kelelahan atau mengantuk," kata Dr. Akshay Dwarakanath dari RS Universitas St James’s di Leeds, Inggris, dilansir dari Express.
Strategi saat mengantuk
Peneliti melakukan riset pada 119 penderita OSA yang belum pernah diobati dan membandingkan dengan 105 orang tanpa OSA. Pertanyaan yang diajukan termasuk strategi saat mengantuk di jalan. Hasilnya diterbitkan di jurnal ERJ Open Research.
Strategi yang biasa digunakan penderita OSA untuk tetap terjaga saat mengemudi adalah:
-Membuka jendela
-Minum teh atau kopi
-Menyalakana radio
-Bernyanyi atau bicara sendiri
-Mengubah posisi duduk
-Mengunyah permen karet atau ngemil
-Berhenti sebentar dan keluar untuk berjalan-jalan
-Sedikit olahraga atau memainkan jari
-Berhenti sebentar dan tidur dulu
-Berhenti untuk mencuci muka dengan air dingin.
Pilihan Editor: Terasa Mengantuk Setelah Berenang, Apa Penyebabnya?