Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat, sekitar pukul 15.30 WIB. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan kegiatan ini diikuti sekitar 257 siswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pakar Sumber Daya Air dan Sungai Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Sumaryono, menyarankan agar anak-anak dan remaja tidak melakukan susur sungai karena membahayakan keselamatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Anak-anak, remaja, dan yang tidak berpengalaman ya tidak boleh melakukan susur sungai," katanya.
Meskipun sungai tersebut kecil, tetap saja berbahaya karena debit air dapat meluap tiba-tiba sehingga membahayakan anak-anak, remaja dan kelompok yang tidak berpengalaman saat melakukan aktivitas susur sungai.
"Apalagi itu dilakukan saat musim hujan dan di daerah pegunungan, debit air bisa tiba-tiba meningkat," ujarnya.
Imbauan tersebut disampaikan tidak hanya pada musim hujan namun juga saat musim kemarau karena bagaimana pun setiap sungai memiliki titik-titik yang dangkal dan dalam sehingga membahayakan keselamatan.
"Jadi, lebih baik anak-anak tidak perlu susur sungai. Apalagi di sungai itu ada binatang buas, contohnya ular dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya, susur sungai harus dilakukan oleh orang dewasa dan telah terlatih sebelum melakukan aktivitas tersebut. Selain itu, pihak terkait diharapkan lebih marak lagi menyosialisasikan susur sungai sebagai kegiatan orang dewasa. Orang dewasa tersebut di antaranya TNI, Polri, mahasiswa pecinta alam (mapala), pemuda-pemuda desa yang sudah berpengalaman, dan para pegiat komunitas sungai.