Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Herpes zoster memang tidak menyebabkan kematian namun sangat menurunkan kualitas hidup penderita dan mengurangi produktivitas. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Samsuridjal Djauzi Sp.PD, mengatakan kelompok lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid merupakan kelompok berisiko tinggi terkena herpes zoster atau cacar api.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penyebabnya karena reaktivasi virus varisela dari cacar air yang sudah ada di tubuh kemudian jadi aktif. Pertama, karena umur di atas 45 tahun berisiko. Kedua, kekebalan turun karena penyakit diabetes, jantung kronis, paru kronis, atau kekebalan tubuh menurun karena minum obat kanker,” kata Samsuridjal dalam konferensi pers "Kenali Penyakit Herpes Zooster dan Pembaruan Jadwal Imunisasi Dewasa 2024" di Kantor PB PAPDI, Rabu, 24 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu menjelaskan orang dewasa dengan komorbid diabetes dapat meningkatkan risiko herpes zoster sekitar 40 persen. Sementara untuk penyakit jantung 35 persen dan penyakit paru kronis sekitar 30 persen.
Kemudian, pasien kanker juga berisiko terkena herpes zoster dua kali lebih tinggi karena imun yang menurun akibat kemoterapi serta faktor risiko lain seperti autoimun dan stres dapat memicu reaktivasi virus varisela menjadi herpes zoster. Sementara dari jenis kelamin, 19 persen perempuan menderita herpes zoster karena kemungkinan memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dibanding laki-laki.
Samsuridjal mengatakan penyebab cacar api atau herpes zoster adalah virus yang kembali aktif setelah terkena cacar air pada masa lalu. Meskipun cacar air telah sembuh, virus tersebut bersembunyi di dalam tubuh, terutama di ujung saraf. Pada orang dewasa yang belum pernah kena cacar air, virus varisela bisa jadi sudah masuk ke tubuh namun bisa ditenangkan oleh imunitas tubuh sehingga tidak sakit. Namun dari 90 persen orang dewasa yang pernah terkena cacar air, sekitar 30 persen akan menjadi herpes zoster pada usia lanjut.
Beda dengan cacar air
Ia menjelaskan yang membedakan cacar api dan cacar air adalah kondisi ruam. Pada cacar api ruam terjadi di area saraf tertentu seperti dada, perut, atau di wajah dekat mata, dan hanya terjadi di salah satu sisi tubuh. Nyeri cacar api juga bisa berlangsung enam bulan jika sudah pada tahap yang parah, dengan skala nyeri melebihi sakit karena melahirkan.
“Rasanya seperti kesetrum listrik, rasa terbakar, dan tertusuk paku dan itu akan hilang biasanya sekitar enam minggu. Tapi 25-30 persen orang dengan herpes zoster nyerinya enggak hilang, enam bulan lebih masih nyeri,” paparnya.
Komplikasi herpes zoster yang serius bisa menyebabkan 30 persen nyeri tidak hilang 1-2 ua tahun, komplikasi pada mata, dan bisa infeksi ke otak. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah harus menjalani hidup sehat, makan makanan bergizi, mengatur pola makan, tidur cukup, hidup optimis, dan melakukan minimal empat vaksin untuk dewasa.
“Orang usia lanjut 60 tahunan vaksin yang diperlukan minimal empat; influenza, vaksin pneumokokus ada yang seumur hidup ada yang lima tahun sekali, ketiga herpes zoster, dan keempat respiratory syncytial virus atau RSV yang sedang didaftarkan ke BPOM,” jelasnya.
Pilihan Editor: Penyebab Herpes Mulut yang Sering Bikin Orang Risih