KEHENINGAN malam dipecahkan oleh dering telepon. Maimonides Medical Centre, Brooklyn, mengontak Bill Cantirino di rumahnya. "Anda diminta datang," terdengar suara di ujung sana. "Seorang perampok bank yang nyaris membunuh dua pohsl sedang dalam keadaan koma. Tertembak. Hanya dalam lima menit Bill Cantirino sudah sampai di Rumah sakit Maimonides. Lalu dengan gaya Broderick Crawford dalam The Highway Patrol, veteran detektif itu berjalan menuju ruang gawat darurat. Tapi Bill bukan petugas. Ia salah seorang pemburu organ-organ tubuh manusia -- ginjal dan jantung, misalnya. Orang dengan profesi aneh semacam itulah yang kini disorot pemerintah Paraguay dan dunia. Mengapa? Pekerjaan mereka dikaitkan dengan bisnis ekspor bayi kc AS yang kemudian banyak dibunuh semata-mata untuk diambil organnya. Namun, yang terbujur di hadapan Bill bukan bayi, melainkan penjahat berusia 24 tahun. Korban ini mengalami hipoksia corticalis atau defisit oksigen pada otak, akibat terlalu banyak mengeluarkan darah. "Otaknya definitif mati, tapi tubuhnya masih stabil," ujar seorang dokter. Bill mengangguk. Ekspresinya dingin, tak ubahnya polisi. Bill mengerti pemuda sial itu tidak mungkin diselamatkan. Ia masih bernapas karena berbagai alat bantu. "Selamat berburu," ujar seorang perawat, ketika Bill menuju pintu. Di ruang sebelah, keluarga korban sudah menunggu: ayah, ibu, dan dua kakak perempuan. Bill memperkenalkan diri. Setelah diam beberapa saat, dengan nada rendah yang sangat hati-hati, sang pemburu menyatakan niatnya. Ia minta agar korban menjadi donor ginjal. "Tak ada lagi yang bisa kita lakukan, korban akan meninggal setelah alat bantu dicabut," ujar Bill. "Akan sangat baik bila kematiannya bisa menolong dua nyawa yang kini terancam." Keluarga korban ternyata tak segera bisa memutuskan "Ini sebuah keputusan sulit," ujar sang ayah dengan dialek Spanyol yang kentara. "Bagaimana reaksi mereka?" tanya seorang dokter di ruang istirahat. "Saya kira, kita bisa mendapatkannya," jawab Bill dengan keyakinan seorang pemburu profesional. "Mereka hanya menunggu keputusan si ibu. Dia yang menentukan." Dokter yang menyapa itu Khalid Butt, kawan akrab Bill. Ahli bedah inilah yang mentransplantasikan ginjal sampai dia kali ke tubuh pensiunan polisi itu -- yang pertama gagal dan nyaris merenggut nyawa Bill. juga Butt yang meminta Bill menjadi pencari donor organ di Maimonides, setelah habis 20 tahun masa dinasnya sebagai polisi dan 7 tahun sebagai detektif. Adalah kerja sama Bill dan Butt -- tak ubahnya tim pemburu dan pencangkok -- yang berada di balik 200 transplantasi ginjal per tahun di Brooklyn. Sekadar bandingan: transplantasi ginjal per tahun di seluruh AS ada 11.000. "Apakah Anda akan menjual ginjal anak saya, bila saya setuju organ itu disumbangkan?" tanya ibu perampok 24 tahun itu. "Tidak ada yang menjual dan tidak ada yang membeli ginjal," jawab Bill Cantirino dengan nada suara yang tetap rendah. "Organ itu hanya bisa disumbangkan." Ibu itu tak bertanya lebih jauh. Bill mengangkat telepon, "Oke, Butt." Dia memang pemburu profesional -- yang legal -- dan dia tidak memburu bayi. Jis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini