Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memperdagangkan Otak Bayi

Jaksa Agung Paraguay Clotildo Jimenez Benitez melarang adopsi bayi ke luar negeri. Diduga bayi tersebut di bawa ke AS untuk dijual organ-organ tubuhnya, a.l: untuk menyembuhkan penyakit parkinson.

20 Agustus 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MURKA dan terhina Jaksa Agung Paraguay Clotildo Jimenez Benitez, melancarkan instruksi, "Lacak semua proses adopsi bayi-bayi Paraguay." Ia memerintahkan agar bayi-bayi yang diadopsi pada tahun-tahun terakhir diteliti kembali. Kepada wartawan di Asuncion, Benitez menyatakan dalam waktu dekat akan mencabut izin bagi semua orang asing untuk mengadopsi anak-anak Paraguay. Kemarahan Benitez adalah bagian dari letupan yang meruyak di Paraguay dan Brasil dua pekan terakhir. Sebuah rencana perdagangan bayi terbongkar di Asuncion. Angel Campos, seorang jaksa di kota itu, menyatakan bahwa tujuh bayi Brasil dapat diselamatkan dari sebuah rencana yang sangat keji. Bayi-bayi yang katanya akan diadopsi itu, menurut Campos, "akan dijual ke Amerika Serikat seharga US$ 1.500 seorang, untuk dibunuh dan diambil organnya untuk ditransplantasikan." Bayi-bayi usia 2 sampai 6 bulan ini ditemukan di sebuah rumah peristirahatan di pinggiran Asuncion. Ketujuh bayi itu, kata Kepala Polisi Federal Brasil Romeu Turma, hanyalah sebagian kecil dari perburuan bayi yang merajalela di Paraguay, Brasil, dan negara-negara miskin lainnya. Data polisi yang diumumkan Sabtu pekan lalu menunjukkan sekitar 100 bayi dari berbagai negara "diekspor" melalui Paraguay dalam enam bulan terakhir. Di Montevideo, ibuktota Uruguay sepuluh anggota sindikat penculik bayi tertangkap Jumat lalu. Tiga bayi yang akan dikirim ke Amerika Serikat berhasil diselamatkan. Kedutaan Amerika Serikat di Asuncion, Rabu pekan lalu, menyangkal negaranya menjadi "pengimpor" bayi. Walau mengakui mengetahui sejumlah orang tua di negaranya mengadopsi anak-anak yang dikeluarkan secara tidak legal dari beberapa negara Amerika Tengah dan Selatan. Rata-rata 150 bayi setahunnya. Tahun lalu tercatat 137 kasus. Protes keras dilontarkan kedutaan itu perihal perdagangan organ bayi. Selain belum ada bukti, kedutaan menyatakan bahwa di AS perdagangan organ tubuh, dalam bentuk apa pun, dilarang. Dasar hukum transplantasi organ di AS adalah donor organ. Gejala meningkatnya transplantasi organ di AS belakangan ini tak lain karena 52 negara bagian sudah mengesahkan dasar hukum bagi definisi mati, yaitu kematian otak. Organ tubuh dari korban yang sudah "mati otak" bisa ditransplantasikan. Dengan syarat: ada izin dari keluarganya (lihat Pemburu Organ). Sekretaris Jendral PBB Javier Perez de Cuellar Jumat pekan lalu bereaksi terhadap pernyataan Amerika Serikat itu. "Saya yakin, perdagangan organ bayi itu ada," katanya. Menurut De Cuellar sebuah komisi khusus PBB telah melacak kemungkinan ini sejak tahun lalu. Kesimpulannya: bisnis yang keji itu memang ada. Namun komisi yang terdiri dari 26 penyidik profesional itu tidak berani mengungkapkan latar belakang medis yang merupakan petunjuk sangat kuat. Mereka merasa para dokter yang berwenang mengemukakannya. Para dokter memang sudah memperdebatkannya. Beberapa bulan terakhir ini di Amerika Serikat terjadi polemik etik kedokteran yang cukup panas tentang transplantasi otak bayi. Dan ini tak lepas dari percobaan Dr. Anders Bjorklund dari Institut Karolinska, Stockholm, Swedia. Pertengahan tahun lalu, Dr. Bjorklund mengakui berhasil mengatasi penyakit parkinson -- kerusakan saraf yang menyerang pada usia lanjut -- dengan mentransplantasikan sel-sel otak janin yang disebut substansia nigra. Sel-sel ini didapat dari otak janin yang digugurkan. Ahli saraf itu mengutarakan, metode transplantasi yang ditemukannya tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi parkinson, tapi juga berbagai kelainan dan kerusakan otak. Keberhasilan Bjorklund memang masih terbatas pada percobaan laboratorium dengan tikus. Ia sendiri menyatakan, masih diperlukan satu dekade untuk mencobakannya pada manusia. Namun, penemuan Bjorklund bisa dikatakan sangat mungkin dipraktekkan. Apalagi beberapa bulan sebelumnya, dua dokter Meksiko -- Dr. Ignazio Madrazo dan Dr. Rene-Drucker Collin dari Universidad Nacional Autonoma -- berhasil melakukan transplantasi yang sangat mirip pada manusia. Dan berhasil. Bedanya, substansia nigra penyebab utama parkinson itu tidak diganti dengan sel-sel otak janin, tapi dengan sel-sel kelenjar anak ginjal penderita sendiri. Timbul kekhawatiran bahwa para dokter yang berani -- dan berjiwa kriminal -- tak akan menunggu Bjorklund mencobakan metodenya pada manusia. Bukti dari Meksiko sudah cukup kuat. Secara teoretis, sel-sel otak, sejak terbentuk di dalam kandungan, sudah terbilang lengkap. Maka, substansia nigra bayi ataupun janin bisa efektif berfungsi ketika dipindahkan ke otak orang dewasa yang menderita parkinson. Perdebatan terjadi. Banyak dokter khawatir, kemungkinan ini akan mengilhami para wanita yang mau menggugurkan kandungan, agar bisa menjual janinnya. Malah bukan tidak mungkin terjadi komersialisasi kehamilan. Kenyataannya lebih mengerikan: menculik bayi yang hidup, membunuhnya, dan merenggutkan otaknya. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus