Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penderita tekanan darah tinggi takut mengonsumsi garam. Garam akan membuat tubuh menahan air, memberi tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Padahal, garam bukanlah satu-satunya yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak kebiasaan yang tidak disadari dapat meningkatkan tekanan darah atau mungkin tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Berikut 13 kebiasaan yang perlu diperhatikan, melansir dari Web MD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak gula
Selain garam, menambahkan gula pada makanan atau minuman dapat meningkatkan tekanan darah, terutama dalam bentuk olahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi. Minuman kaleng setara 24 ons menyebabkan kenaikan rata-rata 15 poin pada tekanan sistolik (angka atas atau tekanan selama detak jantung) dan 9 dalam tekanan diastolik (angka bawah atau tekanan di antara ketukan).
Kesepian
Hal ini bukan hanya tentang jumlah teman yang dimiliki, ini tentang perasaan terhubung. Stres atau depresi bisa memberikan efek yang nyata pada kehidupan. Para peneliti berpikir rasa takut terus-menerus akan penolakan dan kekecewaan serta perasaan lebih waspada tentang keselamatan dan keamanan dapat mengubah cara kerja tubuh. Cobalah berpikir positif.
Sleep apnea
Orang dengan sleep apnea memiliki peluang lebih tinggi terkena hipertensi dan masalah jantung lain. Ketika pernapasan berulang kali terganggu saat tidur, sistem saraf melepaskan bahan kimia yang meningkatkan tekanan darah. Selain itu, Anda akan mendapat lebih sedikit oksigen dan dapat merusak dinding pembuluh darah. Kondisi tersebut akan mempersulit tubuh untuk mengatur tekanan darah.
Kurang potasium
Ginjal butuh keseimbangan natrium dan kalium untuk menjaga jumlah cairan yang tepat dalam darah. Konsumsi tidak cukup buah, sayuran, kacang-kacangan, produk susu rendah lemak, dan ikan akan memicu kenaikan tekanan darah, meskipun konsumsi garam dibatasi.
Rasa sakit
Rasa sakit yang tiba-tiba atau akut meningkatkan sistem saraf dan tekanan darah. Anda dapat melihat efek ini ketika memasukkan satu tangan ke dalam air es, menekan pipi atau kuku, atau menyetrum jari.
Suplemen herbal
Apakah Anda mengonsumsi ginko, ginseng, jamu, jeruk pahit, atau suplemen herbal lain? Minuman ini akan meningkatkan tekanan darah atau mengubah cara kerja obat, termasuk obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
Masalah tiroid
Ketika kelenjar ini tidak cukup memproduksi hormon tiroid, detak jantung melambat dan arteri menjadi kurang elastis. Kadar hormon yang rendah juga dapat meningkatkan kolesterol jahat, yang dapat membuat arteri menjadi kaku. Darah bergerak melalui pembuluh lebih cepat, mendorong dinding, dan meningkatkan tekanan. Meskipun tidak biasa, terlalu banyak hormon tiroid dapat membuat jantung berdetak lebih keras dan lebih cepat, juga akan meningkatkan tekanan darah.
Menahan pipis
Menurut penelitian, tekanan sistolik naik rata-rata sekitar 4 poin dan diastolik 3 poin saat menahan pipis. Tekanan darah tinggi menjadi lebih mungkin seiring bertambahnya usia. Mengosongkan kandung kemih dapat menjadi salah satu cara untuk membantu menjaga tekanan darah.
Obat pereda nyeri nonsteroid (NSAID)
Semua obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin dan ibuprofen, dapat meningkatkan tekanan darah tinggi. Meskipun kenaikan rata-rata hanya beberapa angka, efek ini bisa jadi lebih besar pada sebagian orang.
Dekongestan
Bahan-bahan seperti pseudoefedrin dan fenilefrin dapat mempersempit pembuluh darah. Obat ini juga dapat membuat obat tekanan darah kurang efektif. Dokter atau apoteker dapat membantu memilih produk yang dijual bebas untuk masalah sinus dan pilek yang lebih aman jika menderita hipertensi.
Dehidrasi
Ketika sel-sel tubuh tidak memiliki cukup air, pembuluh darah mengencang. Ini terjadi karena otak mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan bahan kimia untuk merilekskannya. Kekurangan air juga membuat ginjal lebih sedikit mengeluarkan urin.
Pil KB
Pil, suntikan, dan alat kontrasepsi lain menggunakan hormon yang mempersempit pembuluh darah sehingga ada kemungkinan tekanan darah naik. Hal itu lebih mungkin menjadi masalah bagi wanita dengan usia di atas 35 tahun, kelebihan berat badan, atau perokok. Penggunaan dosis estrogen yang lebih rendah dapat membuat angka mendekati normal.
Antidepresan
Obat-obatan yang menargetkan bahan kimia otak seperti dopamin, norepinefrin, dan serotonin tidak hanya dapat mengubah suasana hati tetapi juga tekanan darah. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dapat meningkat jika Anda juga mengonsumsi lithium atau obat lain yang mempengaruhi serotonin.
Baca juga: 5 Bahaya Hipertensi yang Tak Dikendalikan