Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

Gangguan stres kronis dan depresi merupakan dua hal yang berbeda. Stres merupakan sebuah tekanan psikologis oleh sebab apapun.

19 Maret 2024 | 14.45 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi karena berbagai pemicu. (Pexels/Ivan Samkov)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum berbicara mengenai stres dan depresi, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa keduanya adalah dua hal yang berbeda. Beberapa gejala dan efek stres dan depresi tampaknya serupa. Namun, ada perbedaan besar antara stres dan depresi. 

Meskipun stres merupakan hal yang umum dan serius, stres sering kali dianggap remeh atau diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mengutip Mental Health Foundation, pada dasarnya, stres adalah respon tubuh kita terhadap tekanan situasi dan peristiwa dalam hidup kita. Tentu saja, setiap orang mengalami stres karena alasan yang berbeda-beda, tergantung pada keadaan sosial dan ekonomi, lingkungan, dan susunan genetik mereka. 

Dilansir dari American Psychiatric Association (APA), depresi adalah kondisi medis umum dan serius yang berdampak negatif pada cara Anda merasa, berpikir, dan berperilaku. Untungnya, kondisi ini juga dapat diobati. Depresi menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal di tempat kerja dan di rumah.

Namun, efek stres kronis atau jangka panjang bisa berbahaya, tetapi dapat juga  menyebabkan depresi, yaitu gangguan suasana hati yang menyebabkan merasa tertekan dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati. Depresi dapat memengaruhi nafsu makan, kebiasaan tidur, dan konsentrasi seseorang.

Stres yang berlebihan atau stres kronis dapat menyebabkan depresi pada kelompok rentan. Bagi sebagian orang, peristiwa seperti menikah atau memulai pekerjaan baru dapat memicu stres hingga berujung pada depresi. Namun, sekitar 10 persen dari mereka yang terkena dampak menderita depresi meskipun tidak dipicu oleh peristiwa yang membuat stres. Penyebab depresi selain stres bisa jadi karena faktor genetik atau masalah kimiawi pada otak.

Menurut Mental Health America, stres dan depresi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik pada seseorang, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Gejala depresi cenderung lebih intens dan berlangsung lebih dari dua minggu. Depresi dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim, antara lain seperti perasaan sedih yang luar biasa, putus asa, lelah, dan tidak berdaya.

Stres merupakan respon tubuh terhadap perubahan lingkungannya, baik berupa respon fisik, mental, maupun emosional. Respons ini, yang disebut “fight or flight”, menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, ketegangan otot, dan peningkatan tekanan darah. 

Ciri-ciri umum stres adalah: 

- Masalah tidur 

- Merasa kewalahan 

- Pelupa atau punya masalah ingatan 

- Sulit berkonsentrasi 

- Perubahan kebiasaan makan 

- Gugup atau cemas 

- Mudah marah, jengkel, atau frustasi

- Mudah emosional karena hal-hal sederhana 

- Ketidakmampuan mengatasi tantangan hidup 

- Merasa aktivitas pribadi juga demikian terganggu

Di sisi lain, ciri-ciri umum depresi adalah: 

- menarik diri dari orang lain

- merasa sedih dan mudah putus asa

- lebih kurang dari biasanya memiliki konsentrasi yang buruk, 

- susah membuat keputusan

- gelisah dan mudah tersinggung

- sulit untuk tidur daripada biasanya

- mudah  lupa atau mempunyai masalah dengan daya ingat, 

- memiliki harga diri yang rendah, 

- mempunyai hobi menyalahkan diri sendiri, 

- mudah marah, 

- merasa tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan hidup, 

- mempunyai pemikiran untuk mengakhiri hidup 

Inilah pentingnya untuk mengelola stres dengan baik dan mencari dukungan jika kita merasa tidak mampu mengatasinya sendiri. Jika kita merasa memiliki gejala depresi, sangat penting untuk mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikiater untuk evaluasi dan pengobatan yang sesuai.

Pilihan Editor: Manfaat Aromaterapi untuk Kelola Stres Menurut Psikolog

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus