Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berjemur di pantai atau di pinggir kolam renang terasa menyenangkan dan membuat tubuh hangat, terutama bagi yang memang berniat menggelapkan kulit. Anda mungkin sudah paham terlalu banyak terpapar sinar matahari berbahaya, terutama jika tak pakai pelindung kulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para dermatolog sudah mengingatkan risiko berjemur sinar matahari tapi orang tetap senang melakukannya. Banyak yang percaya tanning atau menggelapkan kulit aman asal kulit tak sampai terbakar sinar matahari, menurut survei yang dilakukan Akademi Dermatologi Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meski sudah pernah terbakar sinar matahari sebelumnya, fakta sinar ultraviolet bisa menyebabkan kanker kulit, termasuk melanoma, orang masih senang berjemur saat musim panas," kata Dr. Hope Mitchell, dermatolog di Ohio, Amerika Serikat.
Meski hanya sebentar, paparan sinar matahari dan kulit terbakar, meski tak parah, bisa terus bertambah seiring waktu dan merusak kulit. Menurut dermatolog dan wakil presiden di Yayasan Kanker Kulit, Dr. Elizabeth Hale, kanker kulit banyak terdiagnosis di Amerika Serikat. Kanker ini bisa dialami pemilik kulit warna apa saja dan sering terdiagnosa pada stadium lanjut pada orang dengan kulit lebih gelap, menurut Akademi Dermatologi Amerika.
Akan tetapi, kanker kulit bisa dihindari. "Pakai tabir surya yang disuka, sering berteduh, dan nikmati musim panas dengan ketenangan pikiran," tutur Hale kepada HuffPost.
Seberapa berisiko?
Menurut dermatolog di New York, Dr.Carmen Castilla, berjemur sinar matahari bisa merangsang pusat kesenangan di otak dan memicu pelepasan endorfin atau hormon bahagia. Orang pun bisa kecanduan berjemur.
Tapi ketika kulit terpapar sinar matahari maka akan menyerap radiasi ultraviolet dan merusak DNA di sel-sel kulit, yang mempercepat proses penuaan, menyebabkan kerutan, bintik-bintik hitam, dan risiko kanker kulit. Melanin, zat kimia yang memproduksi pigmen di kulit, melindungi dari kerusakan akibat sinar UV, kata Castilla. Jadi ketika warnanya menggelap, itulah tanda kulit sedang berusaha melindungi diri dari kerusakan lebih parah akibat sinar UV.
"Tapi itu mekanisme pertahanan yang rentan dan berisiko bagi kesehatan kulit. Meski kulit gelap terlihat lebih berkilau sementara, konsekuensi jangka panjangnya tidak sebanding," papar Mitchell.