Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pilih Mana, Olahraga Sebelum atau Sesudah Makan?

Penelitian menunjukkan respons tubuh terhadap olahraga bisa berbeda berdasarkan apakah tubuh sudah mengonsumsi makanan sebelum berolahraga atau belum.

23 Desember 2022 | 20.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mana yang lebih baik, makan sebelum olahraga atau justru sebaliknya? Dilansir dari Healthline, penelitian telah menunjukkan respons tubuh manusia terhadap olahraga dapat berbeda berdasarkan apakah tubuh sudah mengonsumsi makanan sebelum berolahraga atau belum. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, beberapa hasil studi lain menyebut dengan mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan kaya protein sebelum dan sesudah olahraga sangat penting untuk kinerja, pertumbuhan otot, dan pemulihan yang optimal. Menurut Eatthis.com, waktu yang tepat untuk mengonsumsi makanan, baik setelah atau sebelum berolahraga, akan sangat bergantung pada jenis, intensitas, dan durasi olahraga yang dilakukan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

American College of Sports Medicine (ACSM) merekomendasikan aktivitas olahraga sedang yang memakan waktu hingga satu jam membutuhkan 5-7 gram asupan karbohidrat per kilogram berat badan setiap hari. Sementara itu, dalam latihan intensitas tinggi, tubuh butuh 6-10 gram karbohidrat per kilogram berat badan setiap hari. 

Atlet ketahanan atau yang sangat aktif berolahraga mungkin membutuhkan sekitar 8-12 gram karbohidrat per kilogram di setiap hari. Ketika tubuh berolahraga dengan kondisi perut kosong, kebutuhan energi tubuh lebih banyak dipenuhi oleh pemecahan lemak. 

Sebuah studi yang dilakukan pada 273 peserta menyimpulkan pembakaran lemak dapat lebih tinggi selama berolahraga dengan perut kosong. Sementara kadar glukosa dan insulin lebih tinggi selama tubuh berolahraga setelah makan. Pertukaran antara metabolisme karbohidrat dan lemak ini adalah bagian dari kemampuan alami tubuh untuk berfungsi dengan atau tanpa makanan.  

Kemudian, ada pula penelitian yang menunjukkan respons yang berbeda pada orang yang berolahraga dalam keadaan perut kosong dengan yang telah makan sebelumnya. Secara khusus, kemampuan otot untuk membakar lemak saat berolahraga dan kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar gula darah ditingkatkan dengan olahraga dalam kondisi perut kosong atau belum mengonsumsi makanan. 

Oleh karena itu, beberapa ilmuwan percaya jika respons tubuh ketika berolahraga dengan kondisi perut kosong akan menyebabkan perubahan lemak tubuh yang lebih menguntungkan daripada setelah makan. Namun, meski terdapat beberapa bukti yang menunjukkan manfaat potensial dari olahraga sebelum makan, tidak ada bukti kuat hal itu lebih menurunkan berat badan atau lemak yang lebih besar. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah makan, yakni: 

Langsung tidur 
Tidur selepas makan dapat mengakibatkan makanan yang masih dicerna di lambung naik kembali ke kerongkongan. Hal ini lebih baik dihindari, terutama bagi yang asam lambungnya sering naik. Tidur pun menjadi tidak nyaman karena merasa dada dan perut panas seperti terbakar. 

Merokok 
Merokok selepas makan dapat memberikan efek buruk yang berlipat ganda dari waktu biasa. Terlebih jika mengidap gastritis, kolitis, dan irritable bowel syndrome.  

Gosok gigi 
Menggosok gigi setelah makan bisa merusak enamel gigi. Para ahli merekomendasikan menunggu minimal 30 menit untuk dapat menggosok gigi setelah makan. 

Olahraga berat 
Olahraga berat setelah makan dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk menunggu setidaknya 45 menit setelah makan untuk kembali berolahraga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus