Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker payudara, masyarakat dunia menjadikan Oktober sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara. Data Globocan 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Jumlah kematian akibat kanker tersebut pada 2020 mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikolog dan seksolog klinis Zoya Amirin menyebut penerimaan diri atau self-acceptance adalah hal pertama yang harus dilakukan pasien kanker payudara untuk bangkit dan melanjutkan hidup setelah diagnosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang perlu dilakukan pertama adalah radical self-acceptance, penerimaan diri yang sangat radikal," kata Zoya di Jakarta, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan sangat wajar orang bersedih setelah didiagnosis kanker. Namun, kesedihan itu harus dicerna dengan baik dan tidak boleh dinafikan begitu saja. Jika rasa sedih itu diproses dengan baik, penerimaan diri dapat berangsur-angsur muncul sehingga pasien kanker dapat bangkit serta termotivasi menjalani kehidupan dan pengobatan setelah vonis.
"Ketika kita bisa menerima kekurangan dan hal-hal yang harus kita perjuangkan ke depan, kita akan jadi lebih kuat menghadapi apapun ke depan," ujar anggota Asosiasi Seksologi Indonesia itu.
Perlu waktu berproses
Zoya mencontohkan apabila orang mengalami kecelakaan hingga cedera pasti butuh waktu untuk pemulihan dan fisioterapi jika diperlukan. Waktu berproses yang demikian juga diperlukan pasien kanker.
Penerimaan diri tidak kalah penting bagi perempuan yang didiagnosis kanker payudara pada usia muda dan belum menikah karena sebelum menghadapi pasangan yang dapat menerima apapun kondisinya, mereka pun harus menerima dan memahami kondisi diri.
Ia juga mendorong perempuan untuk memeriksakan diri ke tenaga medis yang kompeten daripada langsung mencari pengobatan alternatif setelah divonis kanker karena hal tersebut dapat memberi kesan mereka menepis fakta ada penyakit di tubuhnya.
Pilihan Editor: Suka Makan Enak, Anak Muda Sekarang Lebih Rentan Kanker